Angin Berpihak ke Yen, Rupiah Lesu

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 September 2018 11:31
Faktor eksternal dan internal di Negeri Matahari Terbit mendukung keperkasaan yen terhadap berbagai mata uang, termasuk rupiah.
Ilustrasi Yen Jepang (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yen Jepang melemah pada perdagangan hari ini. Faktor eksternal dan internal di Negeri Matahari Terbit mendukung keperkasaan yen terhadap berbagai mata uang, termasuk rupiah. 

Pada Senin (10/9/2018) pukul 11:02 WIB, JPY 1 ditransaksikan Rp 133,85. Rupiah melemah 0,37% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. 



Berikut perkembangan kurs yen di sejumlah bank nasional pada pukul 11:04 WIB: 



Dari dalam negeri, angin segar sedang melanda Jepang. Kantor Kabinet Jepang merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 sebesar 3%, angka yang lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 2,6%. Ini menjadi laju tercepat sejak kuartal I-2016. 

Pertumbuhan ekonomi Negeri Sakura ditopang oleh belanja modal korporasi yang tumbuh 3,1%. Namun konsumsi rumah tangga masih stagnan dengan pertumbuhan 0,7%. Ekspor juga belum menunjukkan perbaikan signifikan dengan pertumbuhan 0,2%. 

Namun data ini sudah cukup menjadi doping bagi yen. Dari data ini, ada harapan perekonomian Jepang bisa pulih dan prospek ini mendapat apresiasi pelaku pasar. 

Sementara dari luar, ada sentimen perang dagang yang membuat yen perkasa. Akhir pekan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan siap menerapkan bea masuk baru bagi impor produk made in China senilai US$ 200 miliar. Setelah itu, akan ada bea masuk tambahan lagi bagi impor senilai US$ 267 miliar. 

"(Bea masuk) US$ 200 miliar yang dibicarakan itu bisa diterapkan sesegera mungkin, tergantung China. Saya benci mengatakan ini, tetapi setelah itu ada (bea masuk untuk importasi) US$ 267 miliar yang siap diterapkan kalau saya mau," tegas Trump akhir pekan lalu, dikutip dari Reuters. 

Sejauh ini belum ada respons dari Beijing. Namun jika Negeri Tirai Bambu merespons keras, apalagi menyiapkan langkah balas dendam, maka suhu perang dagang akan kembali memanas. 

AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di planet bumi. Ketika mereka terlibat friksi, dampaknya adalah arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia akan terhambat. 

Saat perekonomian dunia melambat, maka investor akan dipaksa bermain aman, tidak mau mengambil aset-aset berisiko apalagi di negara berkembang. Dalam situasi sepert ini aset aman (safe haven) menjadi buruan, salah satunya adalah yen. 

Berbagai perkembangan tersebut menjadi penopang penguatan yen terhadap berbagai mata uang. Di hadapan dolar AS, yen menguat 0,06% pada pukul 11:17 WIB. Sementara rupiah melemah 0,37%. 

Penguatan yen memang terjadi secara global. Banyak mata uang menjadi korbannya, tidak terkecuali rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Gunakan Mata Uang Lokal, RI-Jepang Sepakat Tinggalkan Dollar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular