
Rupiah Menguat Tipis 0,03% Lawan Yen
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 June 2018 11:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mampu menguat tipis terhadap yen Jepang. Data terbaru di Jepang yang kurang menggembirakan membebani yen.
Pada Jumat (22/6/2018) pukul 11:32 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 128,11. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Berikut perkembangan kurs yen di sejumlah bank nasional:
Data terbaru di Jepang kurang kondusif untuk membantu penguatan yen. Purchasing Managers Index (PMI) Jepang pada periode Juni naik 53,1 dari 52,8 pada bulan sebelumnya. Indeks yang di atas 50 berarti pelaku usaha masih memiliki optimisme dan ada ekspansi.
Meski PMI secara umum masih optimistis, tetapi indeks untuk pemesanan ekspor turun. Pada Juni, indeks ekspor berada di 49,5 dibandingkan Mei yang sebesar 51,1. Indeks di bawah 50 berarti pengusaha cenderung pesimistis dan menunda ekspansi.
Ini merupakan penurunan indeks ekspor pertama sejak 22 bulan terakhir. Bagi negara yang mengandalkan ekspor sebagai motor penggerak ekonomi, situasi ini tentu tidak menguntungkan.
Sentimen negatif ini membuat yen cenderung melemah terhadap mata uang global. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), yen melemah 0,02%. Rupiah pun berhasil memanfaatkan situasi ini dengan mencetak apresiasi.
Salah satu penyebab ekspor Jepang yang melambat adalah yen yang terlalu kuat. Sejak awal tahun, yen Jepang menguat 2,1% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Penguatan yen membuat harga produk Jepang di pasar global menjadi mahal, tidak kompetitif. Ini tentu menurunkan kinerja ekspor Jepang, sehingga wajar pengusaha pesimistis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Digital Ragu, Yuan & Yen Digital Melaju
Pada Jumat (22/6/2018) pukul 11:32 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 128,11. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
![]() |
Berikut perkembangan kurs yen di sejumlah bank nasional:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank BNI | Rp 124,80 | Rp 131,40 |
Bank BRI | Rp 126,62 | Rp 128,29 |
Bank BCA | Rp 125,03 | Rp 131,62 |
Bank Mandiri | Rp 125,02 | Rp 129,86 |
Data terbaru di Jepang kurang kondusif untuk membantu penguatan yen. Purchasing Managers Index (PMI) Jepang pada periode Juni naik 53,1 dari 52,8 pada bulan sebelumnya. Indeks yang di atas 50 berarti pelaku usaha masih memiliki optimisme dan ada ekspansi.
Meski PMI secara umum masih optimistis, tetapi indeks untuk pemesanan ekspor turun. Pada Juni, indeks ekspor berada di 49,5 dibandingkan Mei yang sebesar 51,1. Indeks di bawah 50 berarti pengusaha cenderung pesimistis dan menunda ekspansi.
Ini merupakan penurunan indeks ekspor pertama sejak 22 bulan terakhir. Bagi negara yang mengandalkan ekspor sebagai motor penggerak ekonomi, situasi ini tentu tidak menguntungkan.
Sentimen negatif ini membuat yen cenderung melemah terhadap mata uang global. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), yen melemah 0,02%. Rupiah pun berhasil memanfaatkan situasi ini dengan mencetak apresiasi.
Salah satu penyebab ekspor Jepang yang melambat adalah yen yang terlalu kuat. Sejak awal tahun, yen Jepang menguat 2,1% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Penguatan yen membuat harga produk Jepang di pasar global menjadi mahal, tidak kompetitif. Ini tentu menurunkan kinerja ekspor Jepang, sehingga wajar pengusaha pesimistis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Digital Ragu, Yuan & Yen Digital Melaju
Most Popular