Lawan Mata Uang Asia, Rupiah Menang!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
24 January 2022 14:07
FILE PHOTO: An Indonesian Rupiah note is seen in this picture illustration June 2, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Thomas White

Jakarta, CNBC Indonesia- Performa rupiah di hadapam mata uang negara-negara Asia pada perdagangan hari ini, Senin (24/1/2022) cenderung menguat. Apa penyebab keperkasaan rupiah?

Pada pukul 11:15 WIB, tercatat rupiah menguat terhadap yuan China sebanyak 0,54 poin (+0,02%) ke Rp 2.260,68/CNY. Disusul oleh performa rupiah terhadap yen Jepang yang terapresiasi 0,33 poin (+0,26%) ke Rp 125,74/JPY. Rupiah terhadap dolar Singapura juga menguat 6,31 poin (+0,06%) ke Rp 10.650,10/SGD.

Pada Kamis pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Januari 2020. Hasilnya, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan.

Tidak hanya itu, BI juga memutuskan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap pada Maret, Juni, dan September. Kebijakan tersebut akan mengurangi likuiditas di perbankan guna memperkuat rupiah di pasar untuk menghadapi kebijakan moneter dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Sisi lainnya, China telah melakukan kebijakan Zero Covid-19 dengan lockdown di sejumlah kota metropolitan menjelang penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Kebijakan tersebut berdampak chaos pada Pelabuhan besar di China untuk menaikkan hingga 50% pengiriman barang dari sewajarnya.

Hal tersebut memicu kenaikan harga logistik bahkan beberapa perusahaan pengiriman barang telah menutup sementara service mereka. Adanya kenaikan rantai pasokan ini juga dipicu oleh Tahun Baru Imlek pada pekan mendatang.

Pemilik sekaligus komisaris konsultan supply chain di Supply Wisdom Atul Vashistha mengatakan Pelabuhan tetap di buka dengan peraturan seperti karantina mandiri dan tes PCR yang membuat kegiatan transportasi menjadi lambat dan banyaknya delay dikutip dari CNBC International.

Jumlah kasus Covid-19 di Singapura juga terus naik, hingga kemarin 3.496 kasus baru dilaporkan yang terdiri dari 3.057 kasus lokal dan 439 kasus impor. Namun, anak-anak di bawah usia 12 tahun mendominasi pasien rawat inap.

Angka penyebaran covid-19 di Jepang juga mencapai rekor baru per hari Sabtu pekan lalu karena baru pertama kalinya mencapai 50.000. Tercatat sebanyak 9.699 kasus yang artinya dua kali lipat dari 4.561 kasus dari pekan sebelumnya. Sebanyak 34,3% tempat tidur di rumah sakit di kota besar telah digunakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mata Uang Asia Menguat Malu-Malu Kucing Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular