Net Sell Asing Rp 53 T, Berpotensi Rekor Tertinggi Setahun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 September 2018 15:44
Sepanjang tahun 2018, jual bersih investor asing di pasar saham telah menyentuh angka Rp 53,05 triliun.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing tak juga berhenti melakukan aksi jual bersih di pasar saham. Sepanjang tahun 2018, jual bersih investor asing telah menyentuh angka Rp 53,05 triliun, bisa berpotensi menjadi yang terbesar dalam hitungan tahun kalender.

Jumlah ini terbilang luar biasa besar. Tim Riset CNBC Indonesia mengumpulkan data aliran modal investor asing di pasar saham secara tahunan melalui IDX Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Data yang berhasil dikumpulkan adalah pada periode 2004-2017. Dalam jangka waktu tersebut, tak sekalipun investor asing mencatatkan jual bersih sebesar yang kita lihat pada tahun ini.

Net Sell Investor Asing di Pasar Saham Tembus Rp 53 Triliun!Foto: CNBC Indonesia/Anthony Kevin

5 besar saham yang paling banyak dilepas investor asing sepanjang 2018 adalah: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 11 triliun), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 6,05 triliun), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 5,34 triliun), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 5,3 triliun), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 4,68 triliun).

Aksi jual investor asing sepanjang tahun ini utamanya dimotori oleh pelemahan rupiah yang mencapai 9,21% di pasar spot melawan dolar AS. Rupiah lantas menjadi salah satu mata uang dengan performa terburuk di kawasan Asia pada tahun ini.

Bisa Terus Berlanjut
Kedepannya, aksi jual investor asing bisa terus berlanjut, seiring dengan rupiah yang berpotensi terus melemah. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, harga kontrak Fed Fund futures per 8 September 2018, baru terdapat 77,6% kemungkinan bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini. Sementara itu, kemungkinan suku bunga acuan hanya dinaikkan sebanyak 3 kali berada di level 20,2%.

Jika nantinya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali semakin menyeruak, dolar AS bisa semakin kuat dan menekan mata uang negara-negara lainnya, tak terkecuali rupiah.

Selain itu, potensi pelemahan lebih lanjut bagi rupiah datang dari krisis nilai tukar di Argentina dan Turki yang bisa berlangsung lama.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/hps) Next Article Big Caps dan Investor Asing, Kombinasi Sempurna Jatuhkan IHSG

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular