Dapat Pinjaman IFC, SSIA Batal Terbitkan Obligasi Rp 1,1 T

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
07 September 2018 15:18
Perseroan memutuskan untuk membatalkan rencana penerbitan obligasi tersebut.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membatalkan rencana penertbitan obligasi berkelanjutan yang totalnya mencapai Rp 2 triliun.

Presiden Direktur SSIA, Johannes Suriadjaja, mengatakan perseroan sudah mendapatkan sumber pendanaan dari lembaga lain. "Perseroan hanya melakukan penerbitan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 900 miliar," kata Johannes melalui keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (7/9/2018).

SSIA menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap I dalam 2 seri dengan jangka waktu yang berbeda, pada 2016. Seri A ditawarkan sebanyak Rp 510 miliar dengan tenor 3 tahun dan kupon 9,875% sedangkan seri B ditawarkan sebanyak Rp 390 miliar dengan tenor 5 tahun dan kupon 10,5%.

Sisanya seharusnya diterbitkan sebelum tanggal 13 September 2018, sesuai peraturan OJK. Namun perseroan memutuskan untuk membatalkan rencana penerbitan obligasi tersebut.

Pada awal Agustus 2018, perseroan mengumumkan telah memperoleh pinjaman dari International Finance Corporation (IFC) senilai US$ 100 juta atau Rp 1,38 triliun. Pinjaman tersebut telah disahkan melalui penandatanganan perjanjian pinjaman antara kedua belah pihak pada 31 Mei 2018.

Menurut informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), pinjaman yang diperoleh perseroan dari IFC akan diberikan kepada PT Suryacipta Swadaya (SCS) yang merupakan entitas anak uang dimiliki sepenuhnya oleh SSIA sebagai pinjaman pemegang saham.

Nantinya, SCS akan menggunakan dana pinjaman tersebut untuk pembangunan tahap I dari proyek industri dengan total luas 2.000 hektar di Subang Jawa Barat. Selain itu, dana tersebut akan digunakan SCS untuk melunasi utangnya kepada lembaga keuangan pihak ketiga.

Pinjaman yang diperoleh perseroan dari IFC akan dijamin dengan jaminan perusahaan dari entitas anak perseroan, hak tanggungan atas tanah dan bangunan Banyan Tree Villas Bali atas nama PT Sitiagung Makmur hingga fidusia atas benda bergeraknya.

Selain itu, jaminan atas pinjaman tersebut berupa hak tanggungan atas tanah dan bangunan di Karawang, hingga fidusia atas benda bergerak pada kantor dan bangunan di Subang Industrial Estate.

Sebelumnya, membukukan kenaikan signifikan laba bersih pada 2017 sebesar Rp 1,18 triliun, atau naik 1.800% dibandingkan dengan laba bersih pada 2016 sebesar Rp 62 miliar.

Namun, pendapatan perseroan pada 2017 lebih rendah dibandingkan 2016 yaitu menjadi Rp 3,27 triliun, atau turun 14% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 3,8 triliun.
(hps/wed) Next Article Dapat Utang Rp 1,4 T, SSIA Bangun Kawasan Industri di Subang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular