
BI: Defisit Transaksi Berjalan Bakal Turun, Rupiah Stabil!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 September 2018 14:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) meyakini defisit transaksi berjalan akan turun. Ini tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah dalam pengendalian impor.
Demikian ditegaskan oleh Perry Warjiyo, Gubernur BI, kala ditemui di Gedung BI, Jakarta, Jumat (7/9/2018). Perry menyatakan langkah pemerintah cukup konkret untuk menyelamatkan rupiah sehingga mendapat apresiasi pasar.
"Apresiasi kepada pemerintah yang terus melakukan langkah konkret untuk menurunkan current account deficit. Ini konkret," tegas Perry.
Dia mencontohkan kebijakan pencampuran 20% bahan bakar nabati untuk minyak diesel/solar atau B20. Kemudian, pemerintah juga memberikan disinsentif impor dengan menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 untuk 1.147 barang konsumsi.
Oleh karena itu, Perry yakin defisit transaksi berjalan akan turun seiring impor yang berkurang. Penurunan defisit tersebut tidak hanya terjadi tahun ini, tetapi juga berlanjut ke tahun depan.
"Selain itu, beberapa langkah terkait pariwisata sudah dilakukan. Saya yakin current account deficit akan turun, tidak hanya tahun ini tapi juga tahun depan. Ini akan mendukung stabilitas nilai tukar," jelasnya.
Pada kuartal II-2018, Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan sebesar 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini merupakan defisit terdalam sejak 2014.
(aji/aji) Next Article Semua Harap Tenang, BI Jamin Rupiah Bakal Segera Menguat!
Demikian ditegaskan oleh Perry Warjiyo, Gubernur BI, kala ditemui di Gedung BI, Jakarta, Jumat (7/9/2018). Perry menyatakan langkah pemerintah cukup konkret untuk menyelamatkan rupiah sehingga mendapat apresiasi pasar.
"Apresiasi kepada pemerintah yang terus melakukan langkah konkret untuk menurunkan current account deficit. Ini konkret," tegas Perry.
Oleh karena itu, Perry yakin defisit transaksi berjalan akan turun seiring impor yang berkurang. Penurunan defisit tersebut tidak hanya terjadi tahun ini, tetapi juga berlanjut ke tahun depan.
"Selain itu, beberapa langkah terkait pariwisata sudah dilakukan. Saya yakin current account deficit akan turun, tidak hanya tahun ini tapi juga tahun depan. Ini akan mendukung stabilitas nilai tukar," jelasnya.
Pada kuartal II-2018, Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan sebesar 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini merupakan defisit terdalam sejak 2014.
(aji/aji) Next Article Semua Harap Tenang, BI Jamin Rupiah Bakal Segera Menguat!
Most Popular