Dulu Sama-sama Krisis, Thailand Kini Lebih Berjaya dari RI

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 September 2018 13:00
Transaksi Berjalan Surplus Jadi Modal
Ilustrasi Baht Thailand (REUTERS/Jorge Silva)
Kedua, baht punya modal kuat yaitu surplus transaksi berjalan (current account). Transaksi berjalan menggambarkan arus devisa yang datang dari ekspor-impor barang dan jasa. Devisa dari sektor perdagangan ini lebih bertahan lama sehingga lebih bisa diandalkan dalam menyokong nilai tukar dibandingkan devisa dari sektor keuangan alias hot money yang bisa datang dan pergi sesuka hati. 

Pada kuartal II-2018, Thailand menikmati surplus transaksi berjalan yang cukup besar yaitu mencapai 7,71% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara Indonesia malah mengalami defisit yang lumayan dalam yaitu 3,04% PDB. Tidak heran baht relatif stabil karena punya bantalan kuat. 

 

Thailand dikenal punya sumber daya alam yang bagus, terutama di sektor pertanian. Namun ternyata bukan komoditas itu yang menjadi andalan ekspor Thailand. 

Mengutip data BoT, ekspor Thailand didominasi oleh mesin. Thailand memang dikenal sebagai pusat industri otomotif di Asia Tenggara. 

 

Ekspor manufaktur lebih punya daya saing, dan nilai tambahnya dinikmati di dalam negeri. Ekspor manufaktur juga lebih diuntungkan kala nilai tukar mengalami depresiasi, karena punya keunggulan kompetitif. 

Thailand mengembangkan industri manufaktur dengan sangat baik. Untuk menggeliatkan produksi, Thailand membangun sejumlah kawasan industri terpadu yang dekat dengan pelabuhan. Pabrik, gudang, dan pelabuhan dibuat sangat dekat sehingga meningkatkan efisiensi. 

Thailand juga serius membangun infrastruktur. Sebab tanpa dukungan infrastruktur, tidak ada artinya mengembangkan industri. 

Dua modal besar tersebut membuat baht bukan yang dulu lagi. Baht yang sekarang sangat solid karena dukungan sektor keuangan dan sektor riil. Prestasi Thailand dalam menjaga baht bisa menjadi rujukan bagi Indonesia. Kuncinya adalah Indonesia perlu meningkatkan kualitas ekspor ke arah manufaktur dengan menggalakkan industrialisasi.

Kala industri nasional bangkit, maka ekspor Indonesia akan naik kelas tidak lagi mengandalkan komoditas. Dengan begitu, ekspor lebih berkualitas dan nilainya pun naik.  

Ketika nilai ekspor naik, maka defisit transaksi berjalan diharapkan berkurang atau bahkan bisa surplus. Saat transaksi berjalan Indonesia membaik, maka rupiah yang stabil sepertinya tinggal menunggu waktu. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/wed)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular