
Dulu Sama-sama Krisis, Thailand Kini Lebih Berjaya dari RI
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 September 2018 13:00

Pertama, Negeri Gajah Putih serius memperbaiki tata kelola perbankan. Sebab sektor inilah yang menyebabkan krisis, perbankan yang terlalu agresif dalam menarik utang luar negeri.
Begitu mata uang melemah, utang mereka membengkak dan sektor perbankan kolaps. Begitu perbankan kolaps, ekonomi mandek karena kekurangan bensin.
Mengutip dokumen Bank Sentral Thailand (BoT), reformasi sektor perbankan di negara itu terbagi dalam dua fase. Pertama adalah membersihkan neraca bank-bank nasional dan memperbaiki regulasi, yang berlangsung pada 1997-2001.
Sedangkan fase kedua adalah membuat perbankan nasional tumbuh dan mencetak laba dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Fase kedua berlangsung pada 2001-2007. Fase kedua ini terbagi dalam beberapa tahap yaitu:
Perbankan ibarat darah yang mengaliri seluruh bagian perekonomian. Kala perbankan kuat dan sehat, maka sektor keuangan dan sektor riil Thailand pun solid. Thailand tidak lagi rentan terhadap gejolak-gejolak eksternal. (aji/wed)
Begitu mata uang melemah, utang mereka membengkak dan sektor perbankan kolaps. Begitu perbankan kolaps, ekonomi mandek karena kekurangan bensin.
Mengutip dokumen Bank Sentral Thailand (BoT), reformasi sektor perbankan di negara itu terbagi dalam dua fase. Pertama adalah membersihkan neraca bank-bank nasional dan memperbaiki regulasi, yang berlangsung pada 1997-2001.
- Menerapkan manajemen risiko dan pengawasan.
- Pengawasan terkonsolidasi.
- Meningkatkan penyaluran kredit dan fokus kepada perlindungan nasabah.
Perbankan ibarat darah yang mengaliri seluruh bagian perekonomian. Kala perbankan kuat dan sehat, maka sektor keuangan dan sektor riil Thailand pun solid. Thailand tidak lagi rentan terhadap gejolak-gejolak eksternal. (aji/wed)
Next Page
Transaksi Berjalan Surplus Jadi Modal
Pages
Most Popular