
Ikuti Jejak Wall Street, Straits Times Dibuka Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 September 2018 08:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Straits Times dibuka melemah 0,34% ke level 3.199,63. Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 15 mencatatkan penurunan harga, 9 saham ditransaksikan menguat, sementara 6 saham tak mencatatkan perubahan harga.
Laju Straits Times senada dengan Wall Street yang ditutup di zona merah pada dini hari tadi: indeks Dow Jones melemah 0,05%, indeks S&P 500 melemah 0,16%, dan indeks Nasdaq melemah 0,42%.
Sama seperti di AS, pelaku pasar saham di Singapura enggan untuk berbelanja lantaran isu perang dagang yang masih menyisakan tanda tanya besar. Pada hari Kamis (6/9/2018), tahapan dengar pendapat untuk aturan pengenaan bea masuk baru bagi impor produk China senilai US$ 200 miliar akan berakhir.
Beredar kabar bahwa Presiden AS Donald Trump akan segera mengeksekusi kebijakan tersebut segera setelah tahapan dengar pendapat selesai. Kabar tersebut sudah membuat kubu China panas.
"Metode keras dan menekan a la AS tidak akan berhasil kepada China. Itu juga tidak akan menyelesaikan masalah," tegas Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters.
Kemudian, investor juga menantikan perundingan dagang AS-Kanada terkait dengan pembaruan North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang rencananya akan dilakukan pada hari ini. Sebelumnya, perundingan yang dilakukan minggu lalu gagal membuahkan kesepakatan.
Dari dalam negeri, sentimen negatif bagi bursa saham Singapura datang dari rilis data Nikkei PMI periode Agustus yang sebesar 51,1, di bawah konsensus yang sebesar 52,3.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Bursa Singapura Mengawali 2019 dari Zona Hijau
Laju Straits Times senada dengan Wall Street yang ditutup di zona merah pada dini hari tadi: indeks Dow Jones melemah 0,05%, indeks S&P 500 melemah 0,16%, dan indeks Nasdaq melemah 0,42%.
"Metode keras dan menekan a la AS tidak akan berhasil kepada China. Itu juga tidak akan menyelesaikan masalah," tegas Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters.
Kemudian, investor juga menantikan perundingan dagang AS-Kanada terkait dengan pembaruan North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang rencananya akan dilakukan pada hari ini. Sebelumnya, perundingan yang dilakukan minggu lalu gagal membuahkan kesepakatan.
Dari dalam negeri, sentimen negatif bagi bursa saham Singapura datang dari rilis data Nikkei PMI periode Agustus yang sebesar 51,1, di bawah konsensus yang sebesar 52,3.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Bursa Singapura Mengawali 2019 dari Zona Hijau
Most Popular