
Sri Mulyani: Tekanan Akibat Krisis Argentina Cukup Tinggi
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 September 2018 17:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Koordinasi antar pemangku kepentingan terkait untuk menyelamatkan nilai tukarĀ rupiah melalui upaya memperbaiki defisit transaksi berjalan (CAD) akan terus dilakukan.
Pasalnya, dinamika ketidakpastian global - khususnya yang berasal dari Argentina - semakin tinggi, dan bukan tidak mungkin akan kembali menekan pergerakan nilai tukar rupiah.
"Kami melihat pergerakan global, kami terus waspadai karena dinamika yang berasal dari sentimen Argentina ini tinggi sekali," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Presiden, Senin (3/9/2018).
"[...] Karena situasi di sana belum selesai, makanya kita antisipasi bahwa tekanan ini masih akan berlangsung. Langkah pemerintah dari otoritas moneter dan OJK akan disinergikan," katanya.
Sri Mulyani tak memungkiri, dalam menghadapi situasi seperti ini, pemerintah bersama BI dan OJK hanya bisa membantu mengatasi persoalan defisit transaksi berjalan.
"Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam jangka sangat pendek adalah melakukan pengendalian dari sisi devisa, karena ini memang yang bisa dikontrol," tegasnya.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menyebut, bukan tidak mungkin dampak ketidakpastian ekonomi global akan semakin merembet ke negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.
Maka dari itu, penguatan pondasi perekonomian akan dilakukan dengan meningkatkan kinerja ekspor, sampai dengan mengendalikan lonjakan impor yang tidak terlalu dibutuhkan.
"Kita lihat, mana faktor yang dianggap sebagai sumber market, melihat sebagai salah satu yang titik lemah. Selama ini dianggapnya adalah neraca pembayaran," tegasnya.
(dru) Next Article Mirip Rupiah 1998, Begini Ngerinya Pergerakan Peso Argentina
Pasalnya, dinamika ketidakpastian global - khususnya yang berasal dari Argentina - semakin tinggi, dan bukan tidak mungkin akan kembali menekan pergerakan nilai tukar rupiah.
"Kami melihat pergerakan global, kami terus waspadai karena dinamika yang berasal dari sentimen Argentina ini tinggi sekali," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Presiden, Senin (3/9/2018).
![]() |
Sri Mulyani tak memungkiri, dalam menghadapi situasi seperti ini, pemerintah bersama BI dan OJK hanya bisa membantu mengatasi persoalan defisit transaksi berjalan.
"Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam jangka sangat pendek adalah melakukan pengendalian dari sisi devisa, karena ini memang yang bisa dikontrol," tegasnya.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menyebut, bukan tidak mungkin dampak ketidakpastian ekonomi global akan semakin merembet ke negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.
Maka dari itu, penguatan pondasi perekonomian akan dilakukan dengan meningkatkan kinerja ekspor, sampai dengan mengendalikan lonjakan impor yang tidak terlalu dibutuhkan.
"Kita lihat, mana faktor yang dianggap sebagai sumber market, melihat sebagai salah satu yang titik lemah. Selama ini dianggapnya adalah neraca pembayaran," tegasnya.
(dru) Next Article Mirip Rupiah 1998, Begini Ngerinya Pergerakan Peso Argentina
Most Popular