Rupiah Hancur Lebur, Hindari Saham-Saham Sektor Ini!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 August 2018 13:55
Saham-saham sektor agrikultur harus dihindari oleh investor kala rupiah berada dalam tekanan seperti saat ini.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan nilai tukar rupiah menyita perhatian investor pada perdagangan hari ini. Bagaimana tidak, rupiah melemah hingga 0,27% di pasar spot ke level Rp 14.725/dolar AS. Rupiah kini berada di posisi terlemah sejak krisis 1998 silam.

Pada hari ini, pelemahan rupiah dipicu oleh krisis nilai tukar yang terjadi di Argentina. Kemarin (30/8/2018), peso anjlok hingga 12% di pasar spot melawan dolar AS. Pelaku pasar lantas dipaksa untuk melepas mata uang dari negara-negara berkembang lainnya, termasuk rupiah.

Selain itu, tekanan bagi rupiah juga datang dari semakin mencuatnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali sepanjang tahun ini oleh the Federal Reserve. Hal ini terjadi pasca rilis data ekonomi yang kuat.

Core Personal Consumption Expenditure AS yang disebut-sebut sebagai patokan The Fed untuk mengukur tingkat inflasi tumbuh sebesar 2% YoY pada bulan Juli, sudah sesuai dengan target inflasi the Fed yang sebesar 2%.

Selain itu, klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 24 Agustus 2018 diumumkan di level 213.000, lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 214.000.

Hingga akhir sesi 1, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok sebesar 1,19% ke level 5.947,35. Lantas, sektor saham apa saja yang harus dihindari kala rupiah sedang hancur lebur seperti saat ini?

Tim Riset CNBC Indonesia mencoba menganalisanya menggunakan metode regresi linear. Data yang digunakan adalah rupiah dan indeks saham sektoral sejak awal 2015 sampai dengan penutupan perdagangan kemarin (30/8/2018).

Secara sektoral, enam sektor saham yang ada di dalam IHSG menunjukkan korelasi negatif dengan depresiasi nilai tukar rupiah. Artinya, pelemahan rupiah akan menyebabkan enam sektor saham tersebut melemah. Sementara itu, ada 3 sektor yang memiliki korelasi positif dengan pelemahan rupiah.

Rupiah Hancur Lebur, Hindari Saham-Saham Sektor Ini!Foto: tabel sektor konsumsi


Agrikultur Patut Dihindari

Dengan melihat data di atas, terlihat jelas bahwa saham-saham sektor agrikultur harus dihindari oleh investor kala rupiah berada dalam tekanan seperti saat ini. Setiap satu poin rupiah melemah, indeks saham sektor agrikultur akan tekoreksi sebesar 0,3641 poin.

Hal ini lantas menciptakan suatu pertanyaan, mengingat emiten-emiten di sektor agrikultur berorientasi ekspor. Seharusnya, pelemahan rupiah berdampak positif terhadap penjualan perusahaan. Walaupun secara teori hal tersebut benar, namun pada kenyataannya tak selalu seperti itu.

Ketika rupiah melemah secara signifikan seperti yang terjadi sekarang, mata uang negara-negara mitra dagang Indonesia juga akan ikut tertekan. Sampai dengan berita ini diturunkan, dolar Singapura melemah 0,03% melawan dolar AS di pasar spot, euro melemah 0,05%, pound sterling melemah 0,07%, ringgit melemah 0,07%, rupee melemah 0,3%, dan peso melemah 0,07%. Artinya, daya beli dari negara-negara mitra dagang Indonesia tak serta-merta terdongkrak naik.

Kemudian, ada kekhawatiran bahwa depresiasi rupiah akan menyebabkan kesulitan bagi emiten-emiten sektor agrikultur untuk melunasi utang luar negeri (ULN) yang dimilikinya. Per akhir 2017, ULN sektor agrikultur tercatat sebesar US$ 6,01 miliar. Pada awal tahun ini, salah satu emiten dari sektor agrikultur yaitu PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) diketahui menerbitkan global bond senilai US$ 300 juta.

Hingga akhir sesi 1, indeks saham sektor agrikultur terkoreksi sebesar 0,7%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/hps) Next Article Rupiah Tembus Rp 13.800/Dolar AS, Hindari Saham Agrikultur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular