Analisis Teknikal

IHSG Loyo Mengikuti Depresiasi Rupiah, Begini Pergerakannya

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
31 August 2018 13:14
Kami melihat IHSG di perdagangan sesi II masih akan cenderung melemah.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan koreksi cukup dalam sebesar 71 poin (-1,19%) ke level 5.947 pada perdagangan setengah hari pertama Jumat (31/8/2018). Kami melihat IHSG di perdagangan sesi II akan cenderung melemah.

Mengutip data bursa, nilai transaksi sesi I mencapai Rp 2,9 triliun. Indeks saham sektor keuangan turun 1,13% dan sektor konsumer juga terkoreksi 1,7% menjadikan kedua sektor tersebut menjadi pemberat indeks siang ini. Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) Rp 2,9 miliar di pasar reguler.

Baca: https://www.cnbcindonesia.com/market/20180830201503-17-31094/rupiah-masih-melemah-bagaimana-nasib-ihsg-hari-ini

Penurunan indeks bursa nasional mulai terlihat ketika dibuka dengan pelemahan (gap down) sebanyak 34 poin (-0,56%) kembali di bawah level 6.000, kemudian pelemahannya bertambah hingga level terendahnya pada sesi I terjadi pukul 10:11 di level 5.940 (-1,3%).

Sentimen negatif IHSG datang dari nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hingga pukul 11:00 WIB di pasar spot, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.725 atau melemah 0,27% dibandingkan penutupan kemarin, menjadikan rupiah terlemah sejak krisis moneter 1998.

Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:
IHSG Loyo Mengiuti Depresiasi Rupiah, Begini PergerakannyaSumber: Reuters
Kami memprediksi IHSG pada sesi II akan bergerak di zona merah dengan kecenderungan melemah meski sudah terbatas, dimulai dengan terbentuknya grafik lilin hitam pendek (short black candle) arena para penjual (seller) lebih mendominasi  perdagangan dengan rentang sempit 5.940 hingga 5.984.

Indeks cenderung kembali tertekan dalam dalam janga pendek , karena kembali bergerak di bawah garis rerata harga selama 5 harinya (MA 5) menurut indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Menerka Nasib IHSG di Akhir Tahun, Kabar Baik atau Buruk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular