
Ekonom Proyeksi IHSG Tahun Depan Bakal Tembus Level Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bisa kembali menembus level psikologis 7.100 tahun depan. Chief Economist PermataBank Josua Pardede mengungkapkan pihaknya memperkirakan IHSG bakal di posisi 7.100 pada tahun ini.
Proyeksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti turunnya suku bunga acuan global di semester II-2024 dan masa pasca pemilihan umum (pemilu). Masa tersebut disebut jadi lebih jelas bagi investor dan memungkinkan bursa saham untuk berkinerja baik.
"Proyeksinya kita 7.100 untuk tahun depan. Dengan ekspektasi bahwa suku bunga turun dan juga after pemilu semuanya akan lebih jelas dan lebih optimis. sehingga kami melihat kinerja bursa saham tetep akan positif," jelas Josua saat Exclusive Media Afternoon Tea di St. Regist, Jakarta Selatan, Selasa (7/11/2023).
Dengan ekspektasi keadaan tersebut, ia juga memandang bahwa pendapatan perusahaan secara umum bakal memberikan kinerja yang positif untuk sektor perbankan. Josua menyebut sektor manufaktur akan tumbuh baik tahun depan.
Ini melihat dari pertumbuhan sektor manufaktur yang tumbuh 5,2% pada kuartal III-2023. Manufaktur pun menjadi sektor dengan pertumbuhan terbesar dalam produk domestic bruto (PDB) Indonesia.
Sementara itu, Josua menyebut sektor tambang melambat karena adanya normalisasi harga komoditas. Ini menyebabkan kinerja saham sektor tambang bergerak negatif sepanjang tahun ini atau year to date (ytd).
"Sekalipun memang dari sektor energi ini juga melambat, tapi kalau kita bicara kemaren ada beberapa sektor pertambangan renewable energy ini juga kinerjanya cukup bagus loh sebenernya. Jadi kita nggak bisa mengeneralisir," kata Josua.
Lebih lanjut, Permata Institute for Economic Research (PIER) menyebut kuartal II-2024 akan menjadi momentum bagi investor asing untuk kembali memasuki pasar keuangan Indonesia. Berdasarkan proyeksi suku bunga kebijakan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed), diperkirakan investor asing akan kembali memasuki pasar saham dan obligasi sekitar kuartal II-2024.
"Seperti yang kami perkirakan bahwa Fed akan mulai menurunkan suku bunga setidaknya pada semester kedua tahun 2024, The Fed mungkin mulai memberikan sinyal sekitar 2Q24. Aliran masuk modal ke pasar obligasi domestik diperkirakan akan membaik karena BI juga akan memberi sinyal pelonggaran kebijakan moneter pada paruh kedua tahun 2024," tulis PIER dalam laporan Economic Outlook 2024.
Sementara itu, investor asing mungkin akan mengambil tindakan wait and see untuk memasuki pasar saham menjelang hasil pemilu.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menerka Nasib IHSG di Akhir Tahun, Kabar Baik atau Buruk?