Analisis Teknikal

Rupiah Masih Melemah, Bagaimana Nasib IHSG Hari Ini?

yazid muamar, CNBC Indonesia
31 August 2018 07:09
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami pelemahan dalam rentang perdagangan, yakni antara 5.980 hingga 6.060.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Jumat (31/8/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami pelemahan dalam rentang perdagangan antara 5.980 hingga 6.060.

Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Dimulai dengan penutupan kemarin yang tercermin dalam grafik berpola bayang-bayang pelemahan (bearish engulfing) yang memberikan sinyal melemah.

Indeks acuan bursa saham nasional tersebut dipersepsikan sedang tertekan dalam jangka pendek menurut indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA), dengan menembus kembali rerata pergerakan 5 harinya (movinga average/MA 5).

Rupiah Masih Melemah, Bagaimana Nasib IHSG Hari Ini?Sumber: Reuters
Kemarin, indeks bursa nasional mulai dibuka dengan pelemahan pada sesi I sebanyak 17 poin (-0,28%), indeks cenderung bergerak naik dengan level tertingginya tergapai pada pukul 10:04 di level 6.086 (+0,36%). Selanjutnya, laju penguatannya berkurang hingga indeks ditutup turun 0,3 poin (-0,01%) ke level 6.064.

Kenaikan sesi satu tersebut didorong pembalikan secara teknikal (technical rebound) yang menerpa saham-saham sektor konsumer di tengah sentimen positif dari sektor agrikultur di mana pemerintah secara resmi merilis aturan soal implementasi B20 atau bauran 20% minyak sawit di dalam bahan bakar solar.

Memasuki sesi II, sektor keuangan yang melemah 0,72% dan keuangan yang juga melemah 0,95% membuat IHSG masuk ke zona merah. Penurunan tersebut tercermin dalam grafik yang berpola bearish engulfing yang memberikan sinyal bearish.

Penurunan IHSG kemarin menyusul rupiah yang kembali tak berdaya menghadapi dolar Amerika Serikat (AS). Hingga pukul 16:00 WIB, US$1 ditransaksikan di pasar spot pada harga Rp 14.685 atau rupiah mengalami pelemahan 0,24% dibanding penutupan sebelumnya.



Dolar AS menguat lantaran adanya rilis pembacaan kedua (prelim) atas pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-II 2018 di level 4,2% QoQ (annualized). Posisi ini lebih tinggi dibandingkan pembacaan pertama yang sebesar 4,1%, serta merupakan laju tercepat sejak 2014.

Hal ini membuat persepsi bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga semakin menyeruak.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular