Fragile Five Kembali?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 August 2018 10:18
Faktor Domestik Tidak Mendukung
Ilustrasi Uang (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sayangnya, tekanan eksternal ini tidak mampu diimbangi dengan kinerja ekonomi domestik di negara-negara Fragile Five. Paling mudah melihat dari transaksi berjalan (current account), yang menggambarkan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa.  

Jika transaksi berjalan defisit, artinya devisa yang masuk dari sektor perdagangan lebih sedikit ketimbang yang keluar. Padahal, devisa dari sektor perdagangan lebih bersifat jangka panjang dan bisa menopang nilai tukar agar lebih stabil. 

Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan Indonesia minus 3,04% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara di India, defisitnya adalah 1,9% PDB, Turki minus 5,54% PDB, Brasil tekor 1,56% PDB, dan Afrika Selatan defisit 2,86% PDB. 

Arus modal di sektor keuangan seret karena berkerumun AS. Ditambah dengan devisa perdagangan yang juga minus, maka memang tidak heran mata uang negara-negara tersebut melemah. 

Walau mungkin ini tidak disukai oleh beberapa kalangan, tetapi data menunjukkan sepertinya istilah Fragile Five kembali relevan. The return of Fragile Five...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular