
Bangun Kilang, Arcandra: Tak Usah Tunggu Aramco
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
31 August 2018 09:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menganjurkan kepada PT Pertamina (Persero) untuk menjalankan pembangunan kilang di Cilacap lebih dulu tanpa melibatkan Saudi Aramco.
"Ini saran, ada opsi ke sana. Maksudnya begini, kan ada masalah aset dan lainnya, saran kami kalau dimungkinkan jalan dulu tanpa Saudi Aramco, ya jalan dulu saja, biar kilangnya bisa dibangun," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Kamis (30/8/2018).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, Saudi Aramco masuknya nanti bisa menyusul, bisa di tengah pengerjaan atau beberapa waktu setelah pengerjaan awal dimulai.
Lagipula, lanjutnya, jika Pertamina memulai duluan, bisa menambah kepercayaan Saudi Aramco bahwa pemerintah Indonesia yakin membangun kilang tersebut.
Arcandra mengungkapkan, hal yang membuat Saudi Aramco lama berpikir yakni terkait spin off. Saudi Aramco menginginkan, agar joint venture (JV) imbang.
"Jadi ada bagian Pertamina masuk, ada bagian capital saudi masuk, begitu maunya Aramco," ujar Wakil Komisaris Utama Pertamina ini.
Adapun, terkait insentif yang diminta oleh perusahaan minyak nasional Arab Saudi itu, Arcandra mengatakan, saat ini pemerintah sedang melakukan evaluasi.
Sebelumnya, Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, untuk pembangunan Kilang Cilacap saat ini tengah dalam proses pengadaan lahan.
"Kami beresin dulu lahan, baru mereka [Saudi Aramco] masuk," tutur Fajar di kawasan Sudirman, Selasa (28/8/2018).
Rencana pengadaan lahan untuk Kilang Cilacap, lanjut Fajar, akan dilakukan dengan tukar guling atau pertukaran lahan dengan Pemerintah Daerah.
Sebagai informasi, Aramco berjanji investasi di kilang minyak terbesar RI, kilang Cilacap, sejak 2016 lalu. Tak tanggung-tanggung, janjinya adalah bisa kucurkan uang hingga US$ 6 miliar atau sebanyak Rp 87 triliun. Tapi itu tidak mudah, ada setumpuk syarat yang wajib dipenuhi RI agar bisa dapat kucuran akbar ini.
Syaratnya jelas, sejumlah insentif. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Gigih Prakoso menyebut, setidaknya ada 3 syarat yang diminta oleh Saudi Aramco sebelum menyentuk investasi.
Insentif tersebut adalah tax holiday selama 20 tahun, pembebasan lahan dipermudah, dan IRR (investment return rate) sebanyak 15% di proyek.
(hps) Next Article CEO Saudi Aramco Jamin Rencana IPO di 2021 Tetap Jalan
"Ini saran, ada opsi ke sana. Maksudnya begini, kan ada masalah aset dan lainnya, saran kami kalau dimungkinkan jalan dulu tanpa Saudi Aramco, ya jalan dulu saja, biar kilangnya bisa dibangun," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Kamis (30/8/2018).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, Saudi Aramco masuknya nanti bisa menyusul, bisa di tengah pengerjaan atau beberapa waktu setelah pengerjaan awal dimulai.
Arcandra mengungkapkan, hal yang membuat Saudi Aramco lama berpikir yakni terkait spin off. Saudi Aramco menginginkan, agar joint venture (JV) imbang.
"Jadi ada bagian Pertamina masuk, ada bagian capital saudi masuk, begitu maunya Aramco," ujar Wakil Komisaris Utama Pertamina ini.
Adapun, terkait insentif yang diminta oleh perusahaan minyak nasional Arab Saudi itu, Arcandra mengatakan, saat ini pemerintah sedang melakukan evaluasi.
Sebelumnya, Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, untuk pembangunan Kilang Cilacap saat ini tengah dalam proses pengadaan lahan.
"Kami beresin dulu lahan, baru mereka [Saudi Aramco] masuk," tutur Fajar di kawasan Sudirman, Selasa (28/8/2018).
Rencana pengadaan lahan untuk Kilang Cilacap, lanjut Fajar, akan dilakukan dengan tukar guling atau pertukaran lahan dengan Pemerintah Daerah.
Sebagai informasi, Aramco berjanji investasi di kilang minyak terbesar RI, kilang Cilacap, sejak 2016 lalu. Tak tanggung-tanggung, janjinya adalah bisa kucurkan uang hingga US$ 6 miliar atau sebanyak Rp 87 triliun. Tapi itu tidak mudah, ada setumpuk syarat yang wajib dipenuhi RI agar bisa dapat kucuran akbar ini.
Syaratnya jelas, sejumlah insentif. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Gigih Prakoso menyebut, setidaknya ada 3 syarat yang diminta oleh Saudi Aramco sebelum menyentuk investasi.
Insentif tersebut adalah tax holiday selama 20 tahun, pembebasan lahan dipermudah, dan IRR (investment return rate) sebanyak 15% di proyek.
(hps) Next Article CEO Saudi Aramco Jamin Rencana IPO di 2021 Tetap Jalan
Most Popular