
Terus Diburu Investor di Sesi II, Saham Indika Naik 4,56%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
30 August 2018 14:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Indika Energy Tbk (INDY) pada awal perdagangan sesi II lanjut bertahan menguat. Kenaikan harga batu bara dan minyak dunia tampaknya menjadi penopang kenaikan harga perusahaam tambang ini.
Pada pukul 13.40 WIB harga saham INDY tercatat menguat 4,56% ke level Rp 3.210/saham. Volume perdagangan saham mencapai 44,96 juta saham senilai Rp 144,51 miliar. Mayoritas investor domestik yang melakukan akumulai beli saham ini.
Kenaikan harga saham INDY tampaknya dipengaruhi oleh kenaikan harga batu bara ICE Newcastle dimana kontrak acuan ditutup menguat tipis 0,13% ke US$117,65/metrik ton (MT).
Penguatan harga batu bara dipicu oleh permintaan yang kuat dari India dan mengendurnya penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Selain itu, sentimen lain penguatan saham INDY adalah kenaikan harga minyak Brent, di mana untuk kontrak pengiriman Oktober 2018 naik 0,14% ke level US$77,25/barel, sementara harga minyak Light Sweet kontrak Oktober 2018 juga menguat sebesar 0,19% ke US$69,64/barel pada perdagangan hari ini Kamis (30/08/2018) hingga pukul 10.00 WIB.
Harga minyak masih melanjutkan momentum penguatan signifikan pada perdagangan kemarin. Pada penutupan perdagangan hari Rabu (29/08/2018), harga light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) dan brent yang menjadi acuan di Eropa, sama-sama menguat di kisaran 1,5%.
Dengan pergerakan hari ini, harga minyak jenis Brent masih betah berada di level tertingginya dalam 1,5 bulan terakhir, atau sejak 10 Juli 2018. Sementara itu, harga light sweet juga berada di titik tertingginya di bulan Agustus 2018 ini.
Namun para broker memberikan rekomendasi berbeda untuk saham INDY. Trimegah memberikan rekomendasi jual pada harga Rp 3.070/saham. Saham INDY dalam fase downtrend pada kisaran harga Rp 2.950-Rp 3.100.
Sementara itu, Panin Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk saham INDY pada harga Rp 3.220/saham. Investor asing pada sesi I tercatat melakukan akumulasi beli bersih senilai Rp 13 miliar.
(hps/wed) Next Article Jelang Akhir Tahun, Indika Bagi Kado untuk Investor
Pada pukul 13.40 WIB harga saham INDY tercatat menguat 4,56% ke level Rp 3.210/saham. Volume perdagangan saham mencapai 44,96 juta saham senilai Rp 144,51 miliar. Mayoritas investor domestik yang melakukan akumulai beli saham ini.
Kenaikan harga saham INDY tampaknya dipengaruhi oleh kenaikan harga batu bara ICE Newcastle dimana kontrak acuan ditutup menguat tipis 0,13% ke US$117,65/metrik ton (MT).
Selain itu, sentimen lain penguatan saham INDY adalah kenaikan harga minyak Brent, di mana untuk kontrak pengiriman Oktober 2018 naik 0,14% ke level US$77,25/barel, sementara harga minyak Light Sweet kontrak Oktober 2018 juga menguat sebesar 0,19% ke US$69,64/barel pada perdagangan hari ini Kamis (30/08/2018) hingga pukul 10.00 WIB.
Harga minyak masih melanjutkan momentum penguatan signifikan pada perdagangan kemarin. Pada penutupan perdagangan hari Rabu (29/08/2018), harga light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) dan brent yang menjadi acuan di Eropa, sama-sama menguat di kisaran 1,5%.
Dengan pergerakan hari ini, harga minyak jenis Brent masih betah berada di level tertingginya dalam 1,5 bulan terakhir, atau sejak 10 Juli 2018. Sementara itu, harga light sweet juga berada di titik tertingginya di bulan Agustus 2018 ini.
Namun para broker memberikan rekomendasi berbeda untuk saham INDY. Trimegah memberikan rekomendasi jual pada harga Rp 3.070/saham. Saham INDY dalam fase downtrend pada kisaran harga Rp 2.950-Rp 3.100.
Sementara itu, Panin Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk saham INDY pada harga Rp 3.220/saham. Investor asing pada sesi I tercatat melakukan akumulasi beli bersih senilai Rp 13 miliar.
(hps/wed) Next Article Jelang Akhir Tahun, Indika Bagi Kado untuk Investor
Most Popular