Dolar AS Gas Pol Tinggalkan Rupiah dan Mata Uang Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 August 2018 16:42
Perang Dagang Bawa Investor ke Pangkuan Dolar AS
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Sentimen kedua adalah kekhawatiran investor terhadap perang dagang AS vs China yang bisa meletus dalam waktu dekat. Investor harap-harap cemas menanti keputusan Presiden AS Donald Trump yang berencana mengenakan bea masuk baru terhadap impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar. 

Kebijakan ini masih menjalani fase dengar pendapat yang dimulai pada 20 Agustus lalu. US Trade Representative melaporkan, sejauh ini dengar pendapat melibatkan 359 orang perwakilan dari dunia usaha. Mayoritas di antara mereka mengeluhkan kebijakan ini akan berdampak pada kenaikan harga produksi karena biaya impor bahan baku dan barang modal akan naik. 

Fase dengar pendapat akan berakhir pada 5 September dan jika mulus, bea masuk baru ini diperkirakan berlaku pada akhir bulan depan. Selain dunia usaha, Trump juga harus mendapatkan restu dari parlemen untuk menggolkan kebijakan ini. 

Bila bea masuk ini berlaku, maka berbagai produk asal China akan kena bea masuk 25%. Produk-produk tersebut antara lain ban mobil, furnitur, produk kayu, tas, makanan anjing dan kucing, sarung tangan bisbol, sampai sepeda. 

Kalau AS betul-betul menerapkan kebijakan ini, maka kemungkinan besar China pun akan membalas. Aksi 'balas pantun' ini akan terus berlangsung sebelum ada kesepakatan antara dua perekonomian terbesar di bumi tersebut. 

Oleh karena itu, wajar ketika investor masih dibuat cemas oleh isu perang dagang AS vs China. Ini membuat pelaku pasar masih cenderung bermain aman, melepas aset-aset berisiko terutama di negara berkembang.

Dolar AS menjadi tujuan karena mata uang ini dianggap sebagai instrumen investasi aman (safe haven). Akibatnya, permintaan dolar AS masih tinggi sehingga mendongkrak nilai tukar mata uang ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular