Turki Gaduh Lagi, Rupiah Melemah Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 August 2018 08:38
Investor Cemaskan SItuasi Turki
Ilustrasi Uang (REUTERS/Dado Ruvic)
Selain itu, kekhawatiran investor terhadap perkembangan di Turki juga kembali muncul. Lira Turki kembali melemah cukup dalam yaitu 2,08% pada penutupan perdagangan kemarin. 

Kecemasan terhadap situasi di Turki kembali mengemuka setelah lembaga pemeringkat (rating agency) Moody's menurunkan peringkat utang 20 lembaga keuangan di Negeri Kebab. Moody's menilai situasi di Turki lebih buruk dari perkiraan semula, terutama akibat depresiasi lira yang sangat tajam. 

Sejak awal tahun, lira sudah melemah 38,1% terhadap dolar AS. Ini membuat utang luar negeri perusahaan-perusahaan di Turki membengkak, padahal jumlah utangnya mungkin tidak bertambah. 

Tidak hanya itu, Moody's menganggap iklim bisnis (terutama perbankan) di Turki kian tidak kondusif. Salah satu penyebabnya adalah intervensi Presiden Recep Tayyip Erdogan yang terlalu dalam terhadap kebijakan moneter. Erdogan selalu menyatakan bahwa dirinya adalah musuh suku bunga tinggi, sehingga menghambat langkah bank sentral untuk melakukan penyesuaian moneter. 

"Solvabilitas perbankan Turki akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya karena kontrol regulasi. Iklim bisnis di Turki menurun dan sepertinya akan terus berlanjut," sebut laporan Moody's. 

Laporan itu menambahkan, lembaga keuangan di Turki akan kesulitan menyalurkan dana jika sentimen negatif ini terus berlanjut. Oleh karena itu, surat utang dan deposito jangka panjang di sana mendapat peringkat negatif. 

Gaduh Turki lagi-lagi membuat pelaku pasar kembali ke pelukan dolar AS untuk berlindung. Investor dibuat bermain aman dan menghindari aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk di Asia.  

Akibatnya, pasokan arus modal menjadi seret sehingga mata uang Asia melemah. Rupiah menjadi salah satunya. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular