Laba Semester I Terjun Bebas, Ini Penjelasan Agung Podomoro
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
27 August 2018 19:36
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) membukukan penurunan laba bersih yang signifikan pada periode enam bulan pertama tahun ini sampai 91,12%. Perolehan laba perseroan pada periode tersebut hanya Rp 61,80 miliar.
Direktur APLN Caesar M. Dela Cruz mengungkapkan, penurunan laba bersih tersebut terjadi karena ada beberapa proyek yang belum berkontribusi terhadap pendapatan perseroan. Padahal pada tahun lalu, dari proyek real estate sebesar Rp 1,38 triliun, perseroan berhasil membukukan keuntungan Rp 770 miliar.
"Ada beberapa proyek yang belum berkontribusi seperti proyek Agung Podomoro di Bandung dan proyek lain yang belum memberikan penghasilan,"ujar dia di Jakarta, Senin (27/8/2018).
Perolehan laba ini ditopang oleh pembukuan penjualan dan pendapatan sebesar Rp 4 triliun sampai akhir 2018. Sedangkan sampai Juni 2018 sudah mencapai Rp 2,5 triliun.
Selain itu, ditopang pula oleh marketing sales yang ditargetkan sebesar Rp 3,5-4 triliun sampai akhir 2018 dengan realisasi Juni mencapai Rp 1,55 triliun.
(hps) Next Article Moody's Pangkas Peringkat Agung Podomoro jadi B1
Direktur APLN Caesar M. Dela Cruz mengungkapkan, penurunan laba bersih tersebut terjadi karena ada beberapa proyek yang belum berkontribusi terhadap pendapatan perseroan. Padahal pada tahun lalu, dari proyek real estate sebesar Rp 1,38 triliun, perseroan berhasil membukukan keuntungan Rp 770 miliar.
"Ada beberapa proyek yang belum berkontribusi seperti proyek Agung Podomoro di Bandung dan proyek lain yang belum memberikan penghasilan,"ujar dia di Jakarta, Senin (27/8/2018).
Laba bersih Agung Podomoro pada enam bulan pertama tahun ini anjlok 91,12% menjadi Rp 61,80 miliar dibandingkan laba bersih di periode yang sama tahun lalu Rp 696,03 miliar.
Hingga akhir Juni 2018 perusahaan mengantongi pendapatan sebesar Rp 2,49 triliun, turun 38,20% dibanding dengan akhir Juni 2017 lalu yang sebesar Rp 3,93 triliun.
Penurunan laba ini juga terjadi karena perusahaan mengalami peningkatan beban bunga dan keuangan sebesar Rp 409,46 miliar dari sebelumnya hanya sebesar Rp 314,78 miliar.
Meskipun kinerja semester I tertekan, tapi perseroan optimistis sampai akhir 2018, perseroan menargetkan bisa membukukan laba yang lebih tinggi. "Akhir tahun bisa profit bisa dua kali dari perolehan Juni,"kata dia.
Penurunan laba ini juga terjadi karena perusahaan mengalami peningkatan beban bunga dan keuangan sebesar Rp 409,46 miliar dari sebelumnya hanya sebesar Rp 314,78 miliar.
Meskipun kinerja semester I tertekan, tapi perseroan optimistis sampai akhir 2018, perseroan menargetkan bisa membukukan laba yang lebih tinggi. "Akhir tahun bisa profit bisa dua kali dari perolehan Juni,"kata dia.
Perolehan laba ini ditopang oleh pembukuan penjualan dan pendapatan sebesar Rp 4 triliun sampai akhir 2018. Sedangkan sampai Juni 2018 sudah mencapai Rp 2,5 triliun.
Selain itu, ditopang pula oleh marketing sales yang ditargetkan sebesar Rp 3,5-4 triliun sampai akhir 2018 dengan realisasi Juni mencapai Rp 1,55 triliun.
(hps) Next Article Moody's Pangkas Peringkat Agung Podomoro jadi B1
Most Popular