Pembatasan Impor dan B20 Jadikan Rupiah Terbaik di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 August 2018 13:51
Faktor Domestik Bawa Rupiah Jadi Nomor 1 di Asia
Foto: CNBC Indonesia/Ilustrasi Rupiah
Dari dalam negeri, tampaknya kebijakan penyelamatan rupiah yang ditempuh pemerintah mendapat respons yang lumayan positif. Setidaknya ada dua kebijakan yang perlu dicermati.

Pertama adalah rencana pemerintah membatasi impor barang konsumsi dengan cara menaikkan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22. Saat ini, ada 900 produk impor yang dikenakan PPh 22 dengan tarif 2,5-7,5%. Pemerintah tengah mengkaji barang konsumsi apa saja yang akan pajaknya akan dinaikkan dalam rangka meredam impor. 


Pelaku pasar sepertinya merespons dengan positif. Ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada pukul 13:33 WIB mampu menguat sampai 0,81%. Sektor-sektor yang menyumbang penguatan IHSG di antaranya manufaktur (+0,53%), aneka industri (+1,44%), dan industri dasar (+1,33%).  

Sektor-sektor ini meningkat karena ada harapan kenaikan produksi dalam negeri seiring impor yang coba dibatasi. Kenaikan produksi akan menyebabkan penjualan naik dan laba meningkat. Wajar bila sektor-sektor tersebut mendapat apresiasi investor.  

Bahkan investor asing pun membukukan beli bersih Rp 199,29 miliar. Arus modal ini membantu rupiah untuk terapresiasi. 

Sedangkan kebijakan kedua adalah keseriusan pemerintah dalam menerapkan kewajiban pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% untuk minyak diesel/solar. Aturan yang dikenal dengan istilah B20 ini digadang-gadang mampu menekan impor secara signifikan sehingga mengurangi devisa yang 'terbang' ke luar negeri.  

Akhir pekan lalu, sebenarnya B20 mulai mendapat respons positif, setidaknya di pasar saham. Di tengah koreksi IHSG akhir pekan lalu, indeks sektor agrikultur mampu menguat bahkan nyaris 1%. Saham-saham produsen minyak sawit mentah (CPO) seperti SIMP, LSIP, dan AALI mencatatkan penguatan yang cukup meyakinkan. 

Pencapaian itu sedikit banyak disebabkan oleh kebijakan B20, yang bisa mendongrak penjualan emiten-emiten produsen CPO. Bila sentimen positif B20 berlanjut, maka bisa kembali menjadi pendorong IHSG hari ini. 

Sepertinya hari ini apresiasi itu berlanjut. Meski tidak seperti akhir pekan lalu, indeks sektor agrikultur masih naik 0,02%. Saham emiten produsen CPO seperti AALI juga masih diburu investor asing dengan beli bersih Rp 3,7 miliar. 


Pelaku pasar tentunya berharap komitmen pemerintah dalam operasi penyelamatan rupiah ini membawa dampak yang nyata, menekan laju impor yang membuat rupiah lebih stabil. Harapan ini diwujudkan dengan melakukan aksi borong terhadap rupiah dan aset-aset berbasis mata uang ini. Akibatnya, rupiah pun mampu menjadi mata uang terbaik di Asia, setidaknya untuk saat ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular