Harga Minyak Stagnan Gara-gara Iran dan Perang Dagang

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 August 2018 11:05
Perang Dagang Jadi Beban Harga Emas Hitam
Foto: Ariestya Rahadian Krisabella/Ilustrasi Minyak
Namun, potensi kenaikan harga ini terhambat oleh kemungkinan berkurangnya permintaan akibat perang dagang. Akhir pekan lalu, pembicaraan dagang AS-China di Washington berakhir garing. Tidak ada kesepakatan signifikan yang diraih dari pertemuan Wakil Menteri Keuangan AS David Malpass dan Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen. 

Akibatnya, investor kembali menyoroti saling balas bea masuk yang dilakukan AS dan China. Pekan lalu, AS mulai memberlakukan bea masuk 25% terhadap impor produk China senilai US$ 16 miliar. China pun demikian, membebani bea masuk 25% untuk impor produk-produk made in USA senilai US$ 16 milliar. 

Belum adanya kesepakatan antara Washington dan Beijing membuat aksi 'balas pantun' ini bisa terus terjadi. Perang dagang AS vs China pun masih terus berkobar dan dampaknya bisa dirasakan oleh seluruh negara. Sebab, China dan AS adalah dua perekonomian terbesar di bumi. 

Kajian Bank Dunia menyebutkan, perang dagang akan menggerus perekonomian AS, China, dan Uni Eropa sekitar 1%. Sementara negara-negara berkembang akan merasakan dampak yang sedikit lebih besar, yaitu penurunan sekitar 1,1%. 

Ketika pertumbuhan ekonomi global melambat, maka permintaan energi pun berkurang. Persepsi ini kemudian menyebabkan harga minyak dunia terseret ke zona merah. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular