Saham ANDI Masih Bergerak Liar, Sudah Naik 365% & Masuk UMA

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
27 August 2018 10:08
Sejak awal dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, Kamis 16/08/2018, harga saham ANDI terus naik signifikan.
Foto: CNBC Indonesia/Monica Wareza
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Andira Agro Tbk (ANDI) lagi-lagi ditransaksikan diluar kewajaran. Sejak awal dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, Kamis 16/08/2018, harga saham ANDI terus naik signifikan.

Pada perdagangan pagi ini harga saham ANDI naik 13,33% ke level Rp 935/saham. Volume perdagangan saham mencapai 23,44 juta saham senilai Rp 21,66 miliar.

Harga saham ANDI sejak pencatatan sampai hari ini atau kurang lebih tujuh hari perdagangan tercatat sudah mengalami kenaikan 365%.

Bursa Efek Indonesia akhir pekan lalu, sudah menetapkan akvitas perdagangan saham ini masuk dalam daftar aktivitas saham yang di luar kebiasaaan (unusual market activity/UMA).

Berdasarkan surat yang dirilis BEI, perusahaan terakhir kali menyampaikan keterbukaan informasinya pada 15 Agustus 2018 lalu. Untuk itu saat ini BEI sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Untuk itu bursa meminta investor untuk meminta investor untuk memperhatikan jawaban dari perusahaan terkait permintaan konfirmasi dair pihak regulator.

Selain itu, investor juga diminta untuk mencermati kinerja perusahaan dan keterbukaan informasi yang disampaikannya. Kemudian, investor juga perlu untuk mengkaji kembali rencana kerja corporate action perusahaan jika belum mendapatkan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Andira Agro merupakan perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan perkebunan kelapa sawit yang memproduksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang berbasis di Sumatera Selatan. Aktivitas bisnis perusahaan adalah budidaya dan pemanenan tandan buah segar (TBS) dari pohon kelapa sawit, mengekstraksi dan memurnikan CPO dan inti sawit dari TBS.

Tahun ini ANDI menargetkan total produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) hingga akhir tahun sebanyak 48 ribu ton. Dengan asumsi harga CPO di akhir tahun dikisaran US$ 600-US$ 620/ton maka perusahaan memprediksi pertumbuhan penjualan sebesar 15%-20%.

Direktur Utama Andira Agro Francis Indarto mengatakan saat ini tanaman yang dimiliki perusahaan asih berusia muda di kisaran 5-7 tahun, sementara puncak produksi sawit saat di usia 7-20 tahun sehingga perusahaan optimistis jumlah produksi masih akan terus meningkat.



(hps/roy) Next Article Baru Diperdagangkan Tiga Hari, Saham ANDI Naik 165%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular