Internasional

Wacana Impeachment Mengemuka, Trump 'Ancam' Pasar Saham

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
25 August 2018 12:27
Benarkah Pasar Saham Akan Longsor Bila Trump Lengser?
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Ucapan Trump ternyata disanggah oleh beberapa analis Wall Street.

Meskipun investor terkenal tidak menyukai ketidakpastian, para analis mengatakan bursa AS tetap fokus pada kecemasan yang lebih material, seperti kebijakan perdagangan protektif Trump yang dapat berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi AS.

"Pasar tidak sentimentil," kata chief market strategist di B. Riley FBR, Art Hogan, dikutip dari CBSnews.com, hari Jumat (24/8/2018).

Turunnya presiden dari jabatannya bahkan bisa jadi menguntungkan bagi pasar saham karena tingginya ketidakpuasan dunia usaha atasĀ kebijakan perdagangan Trump. Mantan taipan properti itu telah membuat AS bermusuhan dengan China, Eropa, dan perekonomian besar lainnya di dunia.

Kebiasaan Twitter Trump juga tidak akan dirindukan, kata Hogan.

Pasar justru menganggap positif hilangnya cuitan-cuitan sang presiden yang menggangu, ujarnya.

Sejarah juga mendukung pendapat ini.

Selama Skandal Watergate ketika Presiden Richard Nixon mengundurkan diri, saham turun tajam. Indeks S&P 500 anjlok lebih dari 20% sepanjang periode terbongkarnya skandal Watergate dan pengunduran diri Nixon.

Namun, bursa saham sebenarnya telah melemah sebelum drama Watergate menyeruak, menurut catatan riset Capital Economics. Pelemahan itu terjadi akibat penurunan pertumbuhan ekonomi yang dalam sebagai dampak dari embargo minyak OPEC dan lonjakan inflasi.

Indeks saham justru berbalik menguat saat Nixon lengser.

Setelah Presiden Bill Clinton di-impeach pada 1998 atas tuduhan sumpah palsu dan menghalangi keadilan pun, pasar saham menguat tajam.

Ketika perhatian seluruh negara tertuju pada kekacauan politik dan kasus personal sang presiden, sebagian investor justru mengabaikannya dan memilih mencermati era booming-nya laba perusahaan, tingginya pertumbuhan gaji, rendahnya angka pengangguran, dan kenaikan sektor teknologi.

Pelajaran yang dapat diambil dari kejadian tersebut, kata para ahli, adalah Wall Street cenderung berkonsentrasi pada risiko yang dapat dihitungnya. Isu-isu seperti itu biasanya adalah pajak dan kebijakan perdagangan, angka pengangguran, gaji, dan laba perusahaan.

"Tentu saja tidak adil bila kita sepenuhnya mengabaikan pengaruh politik," kata Capital Economics.

Namun tetap saja, tambahnya, "Secara umum kami berpendapat pengaruh politik akan tetap kecil."


(prm)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular