Riset DBS: BI Akan Terus Hawkish Hingga Akhir 2018

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
24 August 2018 15:53
Depresiasi rupiah akhir-akhir ini mendorong Bank Indonesia (BI) untuk meninggalkan stance kebijakan yang netral.
Foto: CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara
Jakarta, CNBC Indonesia - Depresiasi rupiah akhir-akhir ini mendorong Bank Indonesia (BI) untuk meninggalkan stance kebijakan yang netral. Arah kebijakan Federal Reserve/The Fed yang mulai hawkish, menyebabkan dolar Amerika akhir-akhir ini menguat. Akibatnya, mata uang negara-negara emerging market termasuk rupiah pun tertekan.

Sejak awal tahun, depresiasi rupiah telah menyentuh di atas 7%. Kondisi ini mulai menimbulkan spekulasi jika pelemahan yang dapat membawa dampak buruk bagi Indonesia. BI pun mulai melakukan penyesuian kebijakan dengan menaikkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate hingga 125 bps.

Sesuai dengan nilai yang ditanamkan Perry Warjiyo, kebijakan BI harus mengutamakan stabilitas nilai tukar. Oleh karena itu, prinsip pre-emptive, front loading dan ahead the curve nilai yang dikedepankan BI saat ini.

Selain menaikkan suku bunga acuan, BI pun melakukan intevensi di pasar valas dan obligasi. Intervensi tersebut mengakibatkan cadangan devisa menjadi taruhannya. Terhitung sejak Januari hingga Juli 2018, cadangan devisa menguap hingga US$ 18 miliar dan saat ini tinggal US$ 118 miliar.

Di sisi lain, tekanan tidak hanya dari global. Dari domestik, melebarnya defisit transaksi berjalan di kuartal II-2018 yang mencapai 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), mengakibatkan tekanan pada rupiah semakin kuat.

Pemerintah pun ikut turun tangan. Berbagai kebijakan mulai dari pembatasan impor baik barang modal maupun baku, hingga penerbitan obligasi dalam dolar AS menjadi jalan yang dipilih. Semuanya dilakukan demi menyelamatkan rupiah tercinta akibat keperkasaan greenback.

Ancaman hingga detik ini belum usai. Arah kebijakan The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan hingga 2 kali pada sisa tahun berjalan, memunculkan spekulasi BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Hal ini diperkuat oleh riset yang dilakukan oleh bank DBS Indonesia, seperti dikutip Jumat (24/8/2018) di mana kenaikan pada rabu lalu bukan akhir sikap hawkish BI.

Terlebih memasuki tahun politik, diperkirakan pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM sehingga mengancam defisit transaksi berjalan di akhir 2018 semakin besar. "Oleh karena itu, kenaikan suku bunga acuan menjadi jalan terakhir menyelamatkan rupiah."





(dru) Next Article Pengumuman! Bunga Acuan BI Sudah Hampir Capai Puncaknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular