Rupiah Melemah, BI: Bukan Berarti Kami Diam Saja!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 August 2018 13:01
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara mengenai kondisi nilai tukar rupiah yang semakin tertekan terhadap dolar AS
Foto: Anastasia Arvirianty
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara mengenai kondisi nilai tukar rupiah yang semakin tertekan terhadap dolar AS, hingga menyentuh level Rp 14.655/US$.

Berbicara di sela Konferensi Pers, Perry menegaskan rupiah bukan satu-satunya mata uang yang mengalami tekanan. Bahkan, ada beberapa negara yang depresiasinya melebihi depresiasi rupiah.

"Bandingkan dengan negara lain. Gonjang-ganjing ada di seluruh dunia. Stabilitas nilai tukar yang kami sampaikan year to date itu lebih rendah dari negara lain," kata Perry, Jumat (24/8/2018).

Di samping itu, pelemahan terhadap nilai tukar bukan berarti bank sentral maupun pemerintah tidak melakukan langkah-langkah stabiliasi. Kedua otoritas, pun berupaya menstabilkan nilai tukar.

BI misalnya, menaikkan bunga acuan untuk tetap mempertahankan daya saing pasar keuangan domestik. Sementara pemerintah, berusaha mengendalikan impor untuk menjaga arus keluar masuk devisa.

"Bukan berarti pemerintah, BI, tidak mengambil langkah stabilisasi. Kami terus mengambil langkah stabilisasi, dari suku bunga dinaikkan," katanya.

Bagaimana hasilnya? Perry mengklaim, aliran modal asing saat ini sudah mulai masuk ke pasar keuangan domestik. Selain itu, para eksportir pun sudah mulai memanfaatkan fasilitas swap hedging bank sentral.

"Kami pastikan likuiditas setiap hari ada, dan BI bisa memastikan untuk kebutuhan valas dan rupiah," tegasnya.
(dru) Next Article Era 'Diskon' Rupiah Masih Berlanjut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular