
Negosiasi AS-China Tak Membuahkan Hasil, Bursa Asia Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 August 2018 09:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada perdagangan hari ini: indeks Shanghai turun 0,28%, indeks Strait Times turun 0,33%, indeks Hang Seng turun 0,81%, dan indeks Kospi turun 0,28%.
Isu perang dagang terbukti ampuh dalam menyeret bursa saham Benua Kuning ke zona merah. Perundingan dagang antara AS dengan China yang digelar pada 22 dan 23 Agustus berakhir tanpa disepakatinya langkah-langkah konkret untuk mengakhiri perang dagang bilateral yang dimulai pada bulan lalu, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Sejak diumumkan pada pekan lalu, pesimisme sudah menyelimuti negosiasi ini, lantaran delegasi kedua negara dipimpin oleh pejabat dengan tingkatan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan negosiasi-negosiasi sebelumnya.
Pada pertemuan kali ini, delegasi China dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen, sementara delegasi AS dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan AS untuk Hubungan Internasional David Malpass.
Pesimisme bahkan juga sempat dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump. Mantan pebisnis itu mengatakan bahwa dirinya tak mengharapkan banyak dari pertemuan tersebut. Selain itu, dirinya juga tak memiliki rentang waktu untuk mengakhiri perang dagang dengan China.
Kemarin, AS telah resmi menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 16 miliar menjadi 25%. Beberapa produk yang terpengaruh kebijakan ini diantaranya adalah semikonduktor, plastik, dan sepeda motor.
Sebelumnya, China telah mengatakan akan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 16 miliar produk impror asal AS jika mereka tetap bersikeras mengeksekusi rencananya. Produk-produk yang disasar China diantaranya bahan bakar, produk-produk baja, mobil, dan peralatan medis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Perang Dagang AS-China Mereda, Bursa Saham Asia Menghijau
Isu perang dagang terbukti ampuh dalam menyeret bursa saham Benua Kuning ke zona merah. Perundingan dagang antara AS dengan China yang digelar pada 22 dan 23 Agustus berakhir tanpa disepakatinya langkah-langkah konkret untuk mengakhiri perang dagang bilateral yang dimulai pada bulan lalu, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Sejak diumumkan pada pekan lalu, pesimisme sudah menyelimuti negosiasi ini, lantaran delegasi kedua negara dipimpin oleh pejabat dengan tingkatan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan negosiasi-negosiasi sebelumnya.
Pesimisme bahkan juga sempat dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump. Mantan pebisnis itu mengatakan bahwa dirinya tak mengharapkan banyak dari pertemuan tersebut. Selain itu, dirinya juga tak memiliki rentang waktu untuk mengakhiri perang dagang dengan China.
Kemarin, AS telah resmi menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 16 miliar menjadi 25%. Beberapa produk yang terpengaruh kebijakan ini diantaranya adalah semikonduktor, plastik, dan sepeda motor.
Sebelumnya, China telah mengatakan akan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 16 miliar produk impror asal AS jika mereka tetap bersikeras mengeksekusi rencananya. Produk-produk yang disasar China diantaranya bahan bakar, produk-produk baja, mobil, dan peralatan medis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Perang Dagang AS-China Mereda, Bursa Saham Asia Menghijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular