Pertumbuhan Thailand Kuartal II-2018 Melambat 4,6%

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
21 August 2018 20:00
Pemerintah Thailand tetap optimistis proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 pada kisaran 4,2%-4,7% dan menaikkan proyeksi pendapatan ekspor.
Foto: Reuters
Bangkok, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Thailand melambat kuartal II-2018, seiring dengan lesunya industri pariwisata Negeri Gajah tersebut. Namun, pemerintah Thailand tetap optimistis proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 pada kisaran 4,2%-4,7% dan menaikkan proyeksi pendapatan ekspor.

Pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Thailand pada kuartal II hanya 1% dibandingkan kuartal I-2018, kata Badan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional (National Economic and Social Development Board/NESDB).

Laju pertumbuhan tersebut sesuai dengan polling proyeksi Reuters yakni 1% dan jauh di bawah laju kuartalan Januari-Maret, yang direvisi menjadi 2,1% dari 2%.

Secara tahunan, pertumbuhan kuartal II sebesar 4,6% berada di atas proyeksi 4,5%. Namun, pertumbuhan itu berada di bawah angka kuartal I sebesar 4,9%, yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun.

NESDB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekspor 2018 menjadi 10% dari 8,9% tiga bulan lalu karena mereka memprediksi pengiriman akan didorong oleh perekonomian mitra dagang yang membaik.

Ekspor yang menjadi pendorong pertumbuhan tumbuh kuat di bulan April-Juni, naik 12,3% dari setahun sebelumnya. Namun di kuartal itu, belanja publik kurang dari prediksi dan pariwisata melambat, kata Wakil Kepala NESDB Wichayayuth Boonchit dalam konferensi pers yang dikutip Strait Times.

Krystal Tan dari Capital Economics mengatakan dia memprediksi pertumbuhan akan "melambat perlahan-lahan dalam kuartal-kuartal ke depan. Sisi positifnya, program investasi infrastruktur pemerintah diprediksi akan meraih momentum".

Pertumbuhan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara itu naik dalam beberapa tahun belakangan, tetapi belum menyeluruh karena pertumbuhan masih sangat bergantung pada ekspor. Permintaan domestik masih tertinggal dan menyusut karena utang rumah tangga yang tinggi, sementara kelebihan kapasitas industri masih menjadi masalah.

Pemerintah mencoba meningkatkan belanja dan proyek infrastruktur besar untuk memacu aktivitas. Namun, pengeluaran lebih lambat daripada prediksi menyusul aturan pembelian lebih ketat yang diterapkan tahun lalu.

Pada April-Juni, pertumbuhan wisatawan tahunan melambat menjadi 9,1% dibandingkan 15,4% di kuartal sebelumnya. Sementara pertumbuhan manufaktur melambat 3,5% dari 4,1%.

Kecelakaan kapal di dekat Phuket pada bulan Juli yang menewaskan puluhan wisatawan China dapat mengurangi jumlah wisatawan asal Negeri Panda, pasar terbesar kedua Thailand, sebanyak 669.000 atau 13% menjadi 5,15 juta di bulan Juli-Desember, menurut Kementerian Pariwisata.

Konsumsi swasta Thailand naik 4,5% di bulan April-Juni dari setahun sebelumnya. Sementara itu, investasi swasta naik 3,2% dan investasi publik meningkat 4,9%, menurut data NESDB.

Bank of Thailand (BOT) selaku bank sentral menetapkan kebijakan suku bunga yang tidak berubah di posisi 1,50%, nyaris menyentuh rekor terendah sejak April 2015. Namun, BOT menyebutkan berkurangnya keperluan kebijakan moneter yang akomodatif dalam rapat terakhirnya.

BOT akan mengevaluasi kebijakan kembali pada tanggal 19 September. Beberapa analis memprediksi tidak ada perubahan kebijakan selama tahun 2018, sementara yang lainnya memprediksi kenaikan suku bunga dengan menimbang berlanjutnya pertumbuhan dan kenaikan suku bunga di negara-negara lain.
(hps) Next Article Alibaba Tanam Investasi Rp 4,4 T di Thailand

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular