
Bursa Eropa Turun Dalam Gara-gara Krisis Lira Turki
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
16 August 2018 06:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa-bursa saham Eropa berjatuhan pada akhir perdagangan hari Rabu (15/8/2018) akibat kekhawatiran akan krisis mata uang Turki, lira, terus menjadi sentimen negatif bagi investor.
Indeks FTSE 100 di London turun dalam 1,49% ke posisi 7.497,87, indeks DAX di Frankfurt anjlok 1,58% menjadi 12.163,01, sementara indeks CAC 40 di Paris amblas 1,82% ke 5.305,22.
Indeks Eropa Stoxx 600 tergelincir 1,5%. Perdagangan berlangsung lambat di negara-negara Eropa karena beberapa pasar, seperti Italia, Yunani, dan Austria, libur.
Sektor sumber daya alam Eropa anjlok 4,1%. Sektor ini terpukul oleh harga emas yang turun ke level terendahnya sejak 18 bulan terakhir pada hari Rabu sementara dolar Amerika Serikat (AS) justru menyentuh level tertingginya dalam setahun, CNBC International melaporkan.
Selain itu, pelemahan lira baru-baru ini juga masih membuat cemas investor bahwa hal itu akan menular ke pasar-pasar lainnya. Masih berlanjutnya saling kenakan tarif impor di antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia juga ikut menjadi sentimen negatif bagi investor.
Di Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan memilih menjatuhkan tarif impor yang lebih tinggi terhadap alkohol, mobil, dan beras dari AS. Ini adalah langkah balasan bagi Washington yang melipatgandakan bea impor baja dan aluminium Ankara pada Jumat pekan lalu.
Lira Turki yang telah jatuh selama bebrulan-bulan akhirnya menguat hari Rabu.
(prm) Next Article Investor Cenderung Berhati-Hati, Bursa Eropa Dibuka Stagnan
Indeks FTSE 100 di London turun dalam 1,49% ke posisi 7.497,87, indeks DAX di Frankfurt anjlok 1,58% menjadi 12.163,01, sementara indeks CAC 40 di Paris amblas 1,82% ke 5.305,22.
Indeks Eropa Stoxx 600 tergelincir 1,5%. Perdagangan berlangsung lambat di negara-negara Eropa karena beberapa pasar, seperti Italia, Yunani, dan Austria, libur.
Selain itu, pelemahan lira baru-baru ini juga masih membuat cemas investor bahwa hal itu akan menular ke pasar-pasar lainnya. Masih berlanjutnya saling kenakan tarif impor di antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia juga ikut menjadi sentimen negatif bagi investor.
Di Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan memilih menjatuhkan tarif impor yang lebih tinggi terhadap alkohol, mobil, dan beras dari AS. Ini adalah langkah balasan bagi Washington yang melipatgandakan bea impor baja dan aluminium Ankara pada Jumat pekan lalu.
Lira Turki yang telah jatuh selama bebrulan-bulan akhirnya menguat hari Rabu.
(prm) Next Article Investor Cenderung Berhati-Hati, Bursa Eropa Dibuka Stagnan
Most Popular