
Turki & Saham-saham Teknologi Merahkan Wall Street
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
16 August 2018 06:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street ditutup melemah pada perdagangan hari Rabu (15/8/2018) akibat rontoknya saham-saham teknologi yang menjadi sentimen negatif investor. Selain itu, bursa Amerika Serikat (AS) ini juga mengikuti tren pelemahan pasar saham global lainnya.
Dow Jones Industrial Average melemah 0,54% ke posisi 25.162,41, S&P 500 turun 0,8% ke 2.818,37, dan Nasdaq Composite anjlok 1,2% menjadi 7.774,12. Dow Jones dan Nasdaq berada di bawah nilai rata-rata 50 hariannya, dikutip dari CNBC International.
Koreksi yang terjadi pada indeks-indeks acuan ini berkurang setelah CNBC melaporkan bahwa Gedung Putih sedang bersiap untuk memperluas aturan yang mengutamakan produk Amerika dalam proyek-proyek pemerintah.
Sektor teknologi jatuh lebih dari 1% menyusul laporan kinerja kuartalan raksasa teknologi China, Tencent, yang mengecewakan. Saham Tencent yang dicatatkan di bursa AS anjlok 6,7% setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan terendah sejak 2015.
Saham-saham raksasa teknologi AS lainnya, seperti Facebook, Apple, dan Alphabet ikut turun. Saham perusahaan teknologi China lainnya, termasuk Alibaba dan JD.com juga berjatuhan.
Saham-saham AS juga melemah di tengah kecemasan terkait krisis mata uang Turki, lira, terus menguatnya dolar AS, dan pelemahan yang terjadi secara luas di pasar-pasar negara berkembang.
Otoritas Turki pada hari Rabu mengatakan membatasi transaksi swap mata uang perbankan. Langkah ini sepertinya ditujukan untuk membatasi aksi jual terhadap lira yang baru-baru ini terhantam jatuh.
Lira Turki anjlok ke level terendahnya awal pekan ini karena investor cemas permasalahan ekonomi Turki dapat menyebar ke negara lain di dunia. Bulan lalu, inflasi Turki hampir menyentuh 16%, jauh di atas target 5% bank sentral.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average melemah 0,54% ke posisi 25.162,41, S&P 500 turun 0,8% ke 2.818,37, dan Nasdaq Composite anjlok 1,2% menjadi 7.774,12. Dow Jones dan Nasdaq berada di bawah nilai rata-rata 50 hariannya, dikutip dari CNBC International.
Koreksi yang terjadi pada indeks-indeks acuan ini berkurang setelah CNBC melaporkan bahwa Gedung Putih sedang bersiap untuk memperluas aturan yang mengutamakan produk Amerika dalam proyek-proyek pemerintah.
Saham-saham raksasa teknologi AS lainnya, seperti Facebook, Apple, dan Alphabet ikut turun. Saham perusahaan teknologi China lainnya, termasuk Alibaba dan JD.com juga berjatuhan.
Saham-saham AS juga melemah di tengah kecemasan terkait krisis mata uang Turki, lira, terus menguatnya dolar AS, dan pelemahan yang terjadi secara luas di pasar-pasar negara berkembang.
Otoritas Turki pada hari Rabu mengatakan membatasi transaksi swap mata uang perbankan. Langkah ini sepertinya ditujukan untuk membatasi aksi jual terhadap lira yang baru-baru ini terhantam jatuh.
Lira Turki anjlok ke level terendahnya awal pekan ini karena investor cemas permasalahan ekonomi Turki dapat menyebar ke negara lain di dunia. Bulan lalu, inflasi Turki hampir menyentuh 16%, jauh di atas target 5% bank sentral.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular