Kenapa Rupiah Memerah Meski BI Rate Naik Di Luar Dugaan?

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
15 August 2018 19:17
Saatnya Utang Denominasi Dolar AS Dibatasi
Foto: CNBC Indonesia/Samuel Pablo
Saat ini BI sudah mengeluarkan beberapa produk guna menarik dana asing ke Indonesia, mulai dari reaktivasi Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 bulan dan 12 bulan hingga lelang foreign exchange swap (FX Swap).  

Di tengah gempuran sentimen negatif dalam dan luar negeri tersebut, ada satu kebijakan alternatif yang bisa digunakan yaitu pembatasan utang korporasi dalam denominasi dolar AS. Kebijakan ini sudah diterapkan di Bank Sentral Korea Selatan.  

Selain mencegah perusahaan mengalami pembengkakan utang akibat volatilitas mata uang, hal ini juga untuk mencegah mata uang dalam negeri melemah tajam.  

BI sebenarnya telah menerapkan kebijakan melalui bilateral swap dengan negara lain seperti Australia. Kebijakan ini menjadikan perdagangan antara kedua negara menggunakan mata uang masing-masing negara dan menghemat penggunaan dolar AS.  

Aturan pembatasan utang dalam dolar AS sebenarnya memiliki tujuan yang sama. Perusahaan diarahkan untuk mendapat pendanaan dari negara non-AS, sesuai dengan mata uang negara tersebut dan kebutuhan pembelanjaan.  

Misalnya, ketika perusahaan X meminjam kepada lembaga keuangan di Singapura untuk berbisnis di negara tersebut atau membeli produk jasa dari negara tersebut, maka perusahaan dapat menggunakan denominasi dolar Singapura secara langsung.  

Faktanya, S$1 dolar saat ini bernilai di atas Rp 10.000 atau hampir mendekati kurs US$ 1 terhadap rupiah yang sebesar Rp 14.000. Kebutuhan likuiditas perusahaan pun tidak terdampak, karena hasil dari pertukaran kurs masih memberikan kebutuhan pendanaan yang mencukupi.  

Jika praktik itu berjalan dalam skala besar dan masif, maka ketika perusahaan-perusahaan di Indonesia harus membayar utang asing tersebut, stabilitas rupiah terhadap dolar AS tidak terganggu.  

TIM RISET CNBC INDONESIA    

(ags/ags)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular