
Kenapa Rupiah Memerah Meski BI Rate Naik Di Luar Dugaan?
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
15 August 2018 19:17
Apalagi, rupiah juga sedang memikul beban sentimen negatif yang besar dari sisi perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis defisit neraca perdagangan Indonesia hingga US$ 2,03 miliar per Juli 2018. Ini merupakan defisit neraca perdagangan tertinggi sejak Juli 2013.
Kondisi ini memunculkan persepsi kuat jika transaksi berjalan (current account) pada kuartal III-2018 di ujung tanduk. Padahal pada kuartal sebelumnya, transaksi berjalan sudah mencatatkan defisit terparah sejak kuartal III-2014 dengan nilai US$ 8,03 miliar atau 3,04% dari produk domestik bruto (PDB).
Ketika transaksi berjalan defisit, pasar pun berpersepsi bahwa mata uang negara tersebut kurang mendapat dukungan devisa yang memadai. Jika mata uang melemah, mau tidak mau BI harus menggelontorkan devisanya untuk mengintervensi pasar.
Kondisi cadangan devisa yang terus berkurang. akan menimbulkan penilaian akan daya tahan ekonomi Indonesia yang rentan terhadap gejolak global. Sejak awal tahun 2018, terhitung cadangan devisa Indonesia menguap dengan nilai yang setara dengan Rp 166 triliun.
Rupiah sendiri telah terdepresiasi 7,59% sejak awal tahun. Potensi pelemahan yang lebih besar masih bisa terjadi karena The Fed membuka peluang kenaikan suku bunga acuan dua kali lagi pada sisa tahun ini.
Di sisi lain, jika BI terus-menerus memanfaatkan suku bunga acuan sebagai senjata utama, pertumbuhan ekonomi akan menjadi taruhannya. (ags/ags)
![]() |
Ketika transaksi berjalan defisit, pasar pun berpersepsi bahwa mata uang negara tersebut kurang mendapat dukungan devisa yang memadai. Jika mata uang melemah, mau tidak mau BI harus menggelontorkan devisanya untuk mengintervensi pasar.
Kondisi cadangan devisa yang terus berkurang. akan menimbulkan penilaian akan daya tahan ekonomi Indonesia yang rentan terhadap gejolak global. Sejak awal tahun 2018, terhitung cadangan devisa Indonesia menguap dengan nilai yang setara dengan Rp 166 triliun.
Di sisi lain, jika BI terus-menerus memanfaatkan suku bunga acuan sebagai senjata utama, pertumbuhan ekonomi akan menjadi taruhannya. (ags/ags)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular