
Superkrane Bidik Kontrak US$ 2 M Proyek Refinery Pertamina
Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 August 2018 17:29

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Superkrane Mitra Utama menargetkan bisa memperoleh kontrak pembangunan refinary development master plan (RDMP) milik Pertamina di Balikpapan. Jika memungkinkan, perusahaan bisa menggaet kontrak senilai US$ 2 miliar atau 25% dari total nilai proyek tersebut.
Managing director Superkrane Linayati Sukardi mengatakan perusahaan memiliki potensi besar untuk memperoleh proyek ini, pasalnya dari tiga perusahaan asing yang melakukan biding saat ini mau tak mau harus menggaet perusahaan asing untuk membantu pembangunannya dan perusahaan merupakan satu-satunya yang memiliki potensi untuk terlibat.
"Kita bagian lifting servicenya jadi sekitar nilai itu sudah besar sekali yang kita dapatkan karena kerjanya pipa dan mau tak mau harus pakai crane," kata Linayati di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (15/8).
Di luar kontrak tersebut, perusahaan menargetkan bisa memperoleh kontrak senilai Rp 750 miliar di tahun depan, naik 20% dari target perolehan di tahun ini yang sebesar Rp 600 miliar. Sementara itu, untuk EBITDA tahun depan diprediksi sebesar Rp 407 miliar.
"Secara konservatif kita menghitung target kurang lebih begitu san kita tahu kalau ada delay untuk kontribusi tahun berjalan kan jadi kurang jadi kita bikin estimasi tapi mungkin bisa bergerak jadi tunggu waktu saja," kata Eddy Gunawin, Corporate Secretary perusahaan di kesempatan yang sama.
Selain proyek refinary tersebut, di tahun depan perusahaan juga menargetkan bisa memperoleh dua kontrak lainnya yakni untuk proyek PLTGU Muara Karang dan PLTU Jepara yang akan dimulai pada Maret dan Oktober 2019.
Secara total, saat ini perusahaan memiliki total 149 crane dan 118 alat pendukung lainnya, seluruh alat tersebut memiliki tingkat utilisasi sebesar 90% di tahun inu mengingat banyaknya proyek pembangunan infrastruktur yang tengah digarap perusahaan.
Melihat kebutuhan alat pendukung infrastruktur yang terus meningkat, perusahaan masih akan menambah jumlah crane sebanyak 32 unit multi excel dan 14 unit crane untuk mendukung kinerja perusahaan ke depannya.
Saat ini, klien terbesar perusahaan ada perusahaan pertambangan emas yakni PT Freeport Indonesia dan produsen minyak bumi dan gas milik Inggris yakni BP. Kedua perusahaan ini memiliki kontrak jangka panjang selama 5 tahun dan menggunakan hampir 25% dari total armada yang dimiliki Supercrane.
Selebihnya, perusahaan memiliki kontrak kerja dengan perusahaan BUMN konstruksi untuk pembangunan sejumlah proyek infrastruktur di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Papua.
(hps/hps) Next Article Cermati Lagi Kabar Ini Sebelum Perdagangan Saham Dibuka
Managing director Superkrane Linayati Sukardi mengatakan perusahaan memiliki potensi besar untuk memperoleh proyek ini, pasalnya dari tiga perusahaan asing yang melakukan biding saat ini mau tak mau harus menggaet perusahaan asing untuk membantu pembangunannya dan perusahaan merupakan satu-satunya yang memiliki potensi untuk terlibat.
"Kita bagian lifting servicenya jadi sekitar nilai itu sudah besar sekali yang kita dapatkan karena kerjanya pipa dan mau tak mau harus pakai crane," kata Linayati di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (15/8).
"Secara konservatif kita menghitung target kurang lebih begitu san kita tahu kalau ada delay untuk kontribusi tahun berjalan kan jadi kurang jadi kita bikin estimasi tapi mungkin bisa bergerak jadi tunggu waktu saja," kata Eddy Gunawin, Corporate Secretary perusahaan di kesempatan yang sama.
Selain proyek refinary tersebut, di tahun depan perusahaan juga menargetkan bisa memperoleh dua kontrak lainnya yakni untuk proyek PLTGU Muara Karang dan PLTU Jepara yang akan dimulai pada Maret dan Oktober 2019.
Secara total, saat ini perusahaan memiliki total 149 crane dan 118 alat pendukung lainnya, seluruh alat tersebut memiliki tingkat utilisasi sebesar 90% di tahun inu mengingat banyaknya proyek pembangunan infrastruktur yang tengah digarap perusahaan.
Melihat kebutuhan alat pendukung infrastruktur yang terus meningkat, perusahaan masih akan menambah jumlah crane sebanyak 32 unit multi excel dan 14 unit crane untuk mendukung kinerja perusahaan ke depannya.
Saat ini, klien terbesar perusahaan ada perusahaan pertambangan emas yakni PT Freeport Indonesia dan produsen minyak bumi dan gas milik Inggris yakni BP. Kedua perusahaan ini memiliki kontrak jangka panjang selama 5 tahun dan menggunakan hampir 25% dari total armada yang dimiliki Supercrane.
Selebihnya, perusahaan memiliki kontrak kerja dengan perusahaan BUMN konstruksi untuk pembangunan sejumlah proyek infrastruktur di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Papua.
(hps/hps) Next Article Cermati Lagi Kabar Ini Sebelum Perdagangan Saham Dibuka
Most Popular