
Internasional
Berlimpah Uang, Amazon Investasi Rp 14 T di Perusahaan Lain
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
15 August 2018 12:44

Bukan hal yang biasa bagi perusahaan besar untuk memiliki portofolio investasi yang besar.
Baik Salesforce maupun Microsoft, misalnya, melakukan investasi di perusahaan terbuka dan swasta yang sekarang nilainya sekitar US$1 miliar, menurut informasi keterbukaan terbaru. Sementara itu, Alphabet mengungkapkan pihaknya memiliki saham senilai US$8,8 miliar hanya dari perusahaan tertutup di akhir tahun 2017.
Dalam kasus Amazon, pertumbuhan investasi eksternal muncul di saat perusahaan menikmati rekor laba dan pertumbuhan keseimbangan uang tunai. Raksasa ini juga membeli perusahaan-perusahaan dengan nilai yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh terbaik adalah pembelian Whole Foods senilai US$13 miliar tahun lalu.
Ukuran portofolio investasi masih relatif kecil dibanding nilai keseluruhan perusahaan. Amazon memiliki nilai sekitar US$900 miliar dan memiliki US$130 miliar aset. Artinya, nilai investasi kurang dari 1% total bisnisnya.
Salah satu alasan pertumbuhan nilai investasi adalah Amazon kemungkinan menganggap ekuitas sebagai pengganti uang tunai atau biaya dari mitra bisnisnya.
Dalam laporan keuangan tahunannya, Amazon mengungkapkan perusahaan seringkali memperoleh surat perintah ekuitas "sebagai bagian dari memasuki kesepakatan komersial". Hal itu menunjukkan bahwa sebagian dari kompensasinya muncul melalui hak pembelian saham di perusahaan rekanannya, menurut Nick Seybert selaku profesor akuntansi di University of Maryland.
"Masuk akal untuk berasumsi bahwa Amazon meminta surat perintah saham ini dari mitra komersial mereka, sehingga mereka bisa memiliki andil dalam pertumbuhan perusahaan-perusahaan itu ke depannya," kata Seybert.
Namun, alasan utama Amazon untuk investasi-investasi ini kemungkinan adalah keinginannya untuk tetap mengikuti tren teknologi terkini, kata Matt McIlwain selaku investor di Madrona Venture Group.
McIlwan, yang turut berinvestasi di sejumlah startup bersama Amazon selama bertahun-tahun, mengatakan perusahaan besar seperti Amazon belajar tentang teknologi, model bisnis dan kewirausahaan baru dengan berinvestasi di startup muda.
"Cara terbaik untuk berada di dalam lingkaran adalah menjadi seorang investor dan secara aktif menambahkan nilai ke perusahaan," kata McIlwan.
"Ini semua tentang pelajaran yang bisa dipetik sebuah perusahaan besar dalam berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang lebih muda." (prm)
Baik Salesforce maupun Microsoft, misalnya, melakukan investasi di perusahaan terbuka dan swasta yang sekarang nilainya sekitar US$1 miliar, menurut informasi keterbukaan terbaru. Sementara itu, Alphabet mengungkapkan pihaknya memiliki saham senilai US$8,8 miliar hanya dari perusahaan tertutup di akhir tahun 2017.
Dalam kasus Amazon, pertumbuhan investasi eksternal muncul di saat perusahaan menikmati rekor laba dan pertumbuhan keseimbangan uang tunai. Raksasa ini juga membeli perusahaan-perusahaan dengan nilai yang belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh terbaik adalah pembelian Whole Foods senilai US$13 miliar tahun lalu.
Salah satu alasan pertumbuhan nilai investasi adalah Amazon kemungkinan menganggap ekuitas sebagai pengganti uang tunai atau biaya dari mitra bisnisnya.
Dalam laporan keuangan tahunannya, Amazon mengungkapkan perusahaan seringkali memperoleh surat perintah ekuitas "sebagai bagian dari memasuki kesepakatan komersial". Hal itu menunjukkan bahwa sebagian dari kompensasinya muncul melalui hak pembelian saham di perusahaan rekanannya, menurut Nick Seybert selaku profesor akuntansi di University of Maryland.
"Masuk akal untuk berasumsi bahwa Amazon meminta surat perintah saham ini dari mitra komersial mereka, sehingga mereka bisa memiliki andil dalam pertumbuhan perusahaan-perusahaan itu ke depannya," kata Seybert.
Namun, alasan utama Amazon untuk investasi-investasi ini kemungkinan adalah keinginannya untuk tetap mengikuti tren teknologi terkini, kata Matt McIlwain selaku investor di Madrona Venture Group.
McIlwan, yang turut berinvestasi di sejumlah startup bersama Amazon selama bertahun-tahun, mengatakan perusahaan besar seperti Amazon belajar tentang teknologi, model bisnis dan kewirausahaan baru dengan berinvestasi di startup muda.
"Cara terbaik untuk berada di dalam lingkaran adalah menjadi seorang investor dan secara aktif menambahkan nilai ke perusahaan," kata McIlwan.
"Ini semua tentang pelajaran yang bisa dipetik sebuah perusahaan besar dalam berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang lebih muda." (prm)
Pages
Most Popular