
Giliran Saham BBTN, BMRI, dan BBNI yang Dilepas Asing
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
14 August 2018 17:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup anjlok 91,37 poin (-1,56%) di level 5769,87 dengan total nilai jual bersih (net sell) saham yang dilepas asing senilai Rp 781,81 miliar. Saham bank kembali menjadi sasaran dilepas investor asing hari ini.
Net sell pada saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) senilai Rp 143,05 miliar. Ini membuat harga saham bank penyalur KPR terbesar ini turun 3,80% ke level harga Rp 2.530/saham, volume transaksi mencapai 95,05 juta saham senilai Rp 242,89 miliar.
Net foreign sell juga terjadi pada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp 130.65 miliar. Harga saham dengan nilai aset terbesar kedua ini anjlok 2,89% ke level Rp 6.725/saham, dengan volume transaksi senilai 75,16 juta saham senilai Rp 510,55 miliar.
Lalu ada juga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 65,6 miliar. Harga saham BNI tercatat turun 1,35% ke level Rp 7.300/saham, dengan volume transaksi sebanyak Rp 364,34 miliar.
Salah satu pemicu pelepasan saham-saham bank adalah sentimen dari pelemahan nilai tukar rupiah dan sempat menyentuh Rp 14.600/US$. Depresiasi rupiah punya tendensi dan sentimen yang kuat terhadap kredit bermasalah perbankan.
Berdasarkan pengalaman 2015 kala rupiah menyentuh level Rp 14.600/dolar AS, NPL perbankan Indonesia naik menjadi 2,49%, dari yang sebelumnya 2,16% per akhir 2014. Kemudian pada tahun 2016, dampak pelemahan rupiah setahun sebelumnya masih kental terasa.
NPL kembali naik menjadi 2,93%. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak krisis keuangan global menghantam pada tahun 2008-2009 silam. Pada tahun 2008 dan 2009, NPL Indonesia tercatat masing-masing sebesar 3,2% dan 3,31%.
Akibat dari meroketnya NPL, penyisihan pencadangan dari bank-bank guna mengantisipasi gagal bayar para debitur menjadi naik. Mengutip Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Jumlah pencadangan yang disisihkan bank umum per akhir 2015 adalah Rp 97,2 triliun, naik drastis dari posisi akhir 2014 yang sebesar Rp 64,2 triliun. Kemudian pada tahun 2016, nilainya kembali melonjak menjadi Rp 146,6 triliun.
(hps/wed) Next Article Asing Obral Saham Bank Mandiri, Ada Apa?
Net sell pada saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) senilai Rp 143,05 miliar. Ini membuat harga saham bank penyalur KPR terbesar ini turun 3,80% ke level harga Rp 2.530/saham, volume transaksi mencapai 95,05 juta saham senilai Rp 242,89 miliar.
Net foreign sell juga terjadi pada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp 130.65 miliar. Harga saham dengan nilai aset terbesar kedua ini anjlok 2,89% ke level Rp 6.725/saham, dengan volume transaksi senilai 75,16 juta saham senilai Rp 510,55 miliar.
Salah satu pemicu pelepasan saham-saham bank adalah sentimen dari pelemahan nilai tukar rupiah dan sempat menyentuh Rp 14.600/US$. Depresiasi rupiah punya tendensi dan sentimen yang kuat terhadap kredit bermasalah perbankan.
Berdasarkan pengalaman 2015 kala rupiah menyentuh level Rp 14.600/dolar AS, NPL perbankan Indonesia naik menjadi 2,49%, dari yang sebelumnya 2,16% per akhir 2014. Kemudian pada tahun 2016, dampak pelemahan rupiah setahun sebelumnya masih kental terasa.
NPL kembali naik menjadi 2,93%. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak krisis keuangan global menghantam pada tahun 2008-2009 silam. Pada tahun 2008 dan 2009, NPL Indonesia tercatat masing-masing sebesar 3,2% dan 3,31%.
Akibat dari meroketnya NPL, penyisihan pencadangan dari bank-bank guna mengantisipasi gagal bayar para debitur menjadi naik. Mengutip Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Jumlah pencadangan yang disisihkan bank umum per akhir 2015 adalah Rp 97,2 triliun, naik drastis dari posisi akhir 2014 yang sebesar Rp 64,2 triliun. Kemudian pada tahun 2016, nilainya kembali melonjak menjadi Rp 146,6 triliun.
(hps/wed) Next Article Asing Obral Saham Bank Mandiri, Ada Apa?
Most Popular