Rupiah Tak Stabil Jadi Biang Kerok Realisasi Investasi Jeblok
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
14 August 2018 10:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Selain investor asing yang memang menunda realisasi investasi di triwulan II-2018 karena memasuki tahun politik, ternyata ada faktor lain yang membuat asing enggan merealisasikannya.
Hal ini menjadi faktor utama anjloknya realisasi investasi di periode tersebut.
"Karena selama investor belum yakin rupiah stabil mereka akan tunggu terus. Mereka akan tunggu sampai rupiah sudah mencapai ekuilibrium baru," kata Kepala BKPM, Thomas Lembong dalam konferensi persnya di Gedung BKPM, Selasa (14/8/2018).
Investasi asing alias Penanaman Modal Asing (PMA)/Foreign Direct Investment (FDI) pada triwulan II-2018 anjlok hingga 12,9% dibandingkan periode yang sama di 2017.
Sementara pertumbuhan investasi modal dalam negeri atau PMDN mencapai 32,1%. Kedua angka tersebut membuat total pertumbuhan investasi triwulan II-2018 hanya 3,1%. Total investasi pada triwulan II-2018 mencapai Rp 361,6 triliun.
"Lebih dalam, penjelasan dampak negatif penanaman modal asing (PMA), satu nuansa yang cukup penting adalah bahwa angka triwulan ke triwulan sangat terpengaruh oleh penundaan. Jadi banyak proyek yang ditunda meskipun tidak batal," kata Thomas lebih jauh.
Menurutnya, banyak proyek tertunda karena memang menjadi pilihan investor untuk wait and see. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari global. "Sikap wait and see, toh akan terjadi pasti memasuki tahun politik, gejolak rupiah, dan gejolak pasar modal," ungkapnya.
Wait and see tersebut, menurut Thomas merupakan sikap jangka pendek.
(dru/dru) Next Article Investasi Asing Jeblok, BKPM: Semua Wait and See!
Hal ini menjadi faktor utama anjloknya realisasi investasi di periode tersebut.
"Karena selama investor belum yakin rupiah stabil mereka akan tunggu terus. Mereka akan tunggu sampai rupiah sudah mencapai ekuilibrium baru," kata Kepala BKPM, Thomas Lembong dalam konferensi persnya di Gedung BKPM, Selasa (14/8/2018).
Sementara pertumbuhan investasi modal dalam negeri atau PMDN mencapai 32,1%. Kedua angka tersebut membuat total pertumbuhan investasi triwulan II-2018 hanya 3,1%. Total investasi pada triwulan II-2018 mencapai Rp 361,6 triliun.
Menurutnya, banyak proyek tertunda karena memang menjadi pilihan investor untuk wait and see. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari global. "Sikap wait and see, toh akan terjadi pasti memasuki tahun politik, gejolak rupiah, dan gejolak pasar modal," ungkapnya.
Wait and see tersebut, menurut Thomas merupakan sikap jangka pendek.
(dru/dru) Next Article Investasi Asing Jeblok, BKPM: Semua Wait and See!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular