Krisis Turki Berpotensi Seret IHSG ke Zona Negatif
Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 August 2018 08:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik pada perdagangan pagi ini berpotensi tertekan karena krisis mata uang Lira Turki yang berpotensi mengganggu ekonomi negara tersebut. Krisis Turki ini berpotensi menyebar ke kawasan Eropa, bahkan tak menutup kemungkinan mengganggu pasar keuangan global.
Sementara dari global, krisis keuangan di Turki cukup menjadi perhatian pelaku pasar karena ditakutkan akan berdampak sistemik seperti halnya di Yunani. Hal ini disebabkan oleh taif impor yang dikenakan Amerika terhadap Turki yang membuat lira terus terdepresiasi.
Sejalan dengan itu, MNC Sekuritas menilai indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan minggu sulit berlanjut menyusul krisis mata uang yang terjadi di Turki yang dikuatirkan berpotensi terjadi snow ball effect.
Senin ini IHSG ES perkirakan turun seiring jatuhnya DJIA -0.77%, EIDO -1.72%, TLK -1.9%, nikel -0.41% dan timah -0.41%.
Untuk hari ini, analis memperirakan indeks akan bergerak di area support 6.010 dan resisten di 6.101.
(hps/hps) Next Article IHSG Dibuka Menguat Disulut Upgrade Indonesia oleh Moody's
Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai minggu ini pelaku pasar akan memberikan perhariaan pada realisasi neraca perdagangan sepanjang Juli 2018 dan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia bulann ini. Dua hal ini akan menjadi sentimen utama yang akan menggerakkan pasar hingga akhir pekan nanti.
Sementara dari global, krisis keuangan di Turki cukup menjadi perhatian pelaku pasar karena ditakutkan akan berdampak sistemik seperti halnya di Yunani. Hal ini disebabkan oleh taif impor yang dikenakan Amerika terhadap Turki yang membuat lira terus terdepresiasi.
Sejalan dengan itu, MNC Sekuritas menilai indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan minggu sulit berlanjut menyusul krisis mata uang yang terjadi di Turki yang dikuatirkan berpotensi terjadi snow ball effect.
Untuk hari ini, analis memperirakan indeks akan bergerak di area support 6.010 dan resisten di 6.101.
Mega Capital Sekuritas menilai krisis Turki sudah mengganggu pasar saham AS pekan lalu, dimana Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau disebut Wall Street yang menyeret saham bank. Hal tersebut memicu investor keluar dari aset berisiko.
(hps/hps) Next Article IHSG Dibuka Menguat Disulut Upgrade Indonesia oleh Moody's
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular