
Ini Fakta Agincourt dan Tambang Martabe yang Diakuisisi UNTR
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
09 August 2018 16:48

Jakarta, CNBC Indonesia - PT United Tractor Tbk (UNTR) hari ini dikabarkan melakukan ekspansi ke sektor pertambangan emas melalui entitas perusahaan yang merupakan anak usahanya dengan mengambil alih saham PT Agincourt Resources sebanyak 95% dari Agrincourt Resources Pte.
UNTR akan mengambil alih PT Agincourt Resources melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara. Nilai transaksi tersebut mencapai US$918 juta. Lantas siapakah PT Agincourt Resources?
PT Agincourt Resources merupakan sebuah perusahaan tambang yang bergerak dalam kegiatan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral menjadi emas dan perak batangan. Satu-satunya site operasi perusahaan adalah Tambang Emas Martebe di Sumatera Utara.
Sebanyak 95% saham PT Agincourt Resources dimiliki oleh konsorsium investasi yang dipimpin oleh EMR Capital. Sementara, 5% saham lainnya dipegang oleh PT Artha Nugraha Agung, yang 70% sahamnya dimiliki oleh Kabupaten Tapanuli Selatan, dan 30% lainnya untuk Provinsi Sumatera Utara.
Dari pengolahan Tambang Emas Martebe di tahun 2017, PT Agincourt Resources berhasil menjual emas sebanyak 351.828 troy ounce. Naik sekitar 13,69% dari capaian tahun sebelumnya. Peningkatan ini didukung oleh peningkatan produksi emas perusahaan yang meningkat 14% hingga mencapai rekor 355.000 troy ounce.
Namun, tidak hanya emas, PT Agincourt Resources juga menambang perak dari Martebe. Apabila ditotal antara emas dan perak, korporasi mampu mendulang pendapatan penjualan sebesar US$484,44 juta (sekitar Rp6,78 triliun menggunakan kurs Rp14.000/US$) pada tahun 2017. Jumlah itu meningkat 13,6% dari tahun sebelumnya.
Dengan pendapatan sebesar itu, korporasi mampu membukukan laba bersih sebesar US$151,34 juta (Rp2,12 triliun) pada tahun lalu, melonjak 25,42% dari tahun 2016. Selain akibat meningkatnya pendapatan, kenaikan laba bersih juga didorong oleh semakin efisiennya beban pokok penjualan perusahaan, yang tercatat turun 1,22% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$217,57 juta (Rp3,05 triliun) di tahun lalu.
Tambang Emas Martebe yang menjadi lumbung penghasilan PT Agincourt sendiri memiliki luas wilayah 1.639 km2 berdarsarkan Kontrak Karya dengan pemerintah Indonesia, namun pada akhir tahun 2017 wilayah operasi perusahaan dibatasi hingga 452 hektar.
Konstruksi Tambang Martabe dimulai sejak 2008, dan produksi emas dan perak dimulai pada tahun 2012. Per Desember 2017, Tambang Emas Martabe telah beroperasi selama lima setengah tahun, dengan rencana produksi hingga tahun 2033.
Penambangan di Tambang Emas Martabe merupakan penambangan terbuka (open-cut) dari pit relatif dangkal yang terletak di perbukitan atau punggung bukit yang mengandung mineral. Penambangan dimulai di penyimpanan Purnama pada tahun 2011, kemudian dilanjutkan di dekat deposit Barani pada Juli 2016.
Mulai tahun 2017, perusahaan mengembangkan lokasi penambangan ketiga, yakni pit Ramba Joring, yang saat ini telah bisa dilakukan aktivitas penambangan penuh. Sementara itu, perusahaan juga terus melakukan kegiatan operasi di wilayah prospektif sesuai kontrak dengan tujuan menambah cadangan.
Per Desember 2017, cadangan sumber daya mineral Tambang Emas Martabe bertambah menjadi 8,8 juta troy ounce emas dan 72 juta troy ounce perak. Naiknya cadangan ini tidak lepas dari program eksplorasi dan pengembangan sumber daya meliputi pengeboran 120 meter oleh 15 rig yang tersedia.
Dengan data-data di atas, Tambang Emas Martabe menjadi salah satu tambang emas terbesar di Indonesia, dengan tingkat produksi no. 2 di Indonesia setelah tambang Grasberg, dan dengan cadangan emas no.4 terbesar di tanah air.
(RHG/hps) Next Article Anak Usaha UNTR Mulai Finalisasi Proses Akuisisi Tambang Emas
UNTR akan mengambil alih PT Agincourt Resources melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara. Nilai transaksi tersebut mencapai US$918 juta. Lantas siapakah PT Agincourt Resources?
PT Agincourt Resources merupakan sebuah perusahaan tambang yang bergerak dalam kegiatan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral menjadi emas dan perak batangan. Satu-satunya site operasi perusahaan adalah Tambang Emas Martebe di Sumatera Utara.
Dari pengolahan Tambang Emas Martebe di tahun 2017, PT Agincourt Resources berhasil menjual emas sebanyak 351.828 troy ounce. Naik sekitar 13,69% dari capaian tahun sebelumnya. Peningkatan ini didukung oleh peningkatan produksi emas perusahaan yang meningkat 14% hingga mencapai rekor 355.000 troy ounce.
Namun, tidak hanya emas, PT Agincourt Resources juga menambang perak dari Martebe. Apabila ditotal antara emas dan perak, korporasi mampu mendulang pendapatan penjualan sebesar US$484,44 juta (sekitar Rp6,78 triliun menggunakan kurs Rp14.000/US$) pada tahun 2017. Jumlah itu meningkat 13,6% dari tahun sebelumnya.
Dengan pendapatan sebesar itu, korporasi mampu membukukan laba bersih sebesar US$151,34 juta (Rp2,12 triliun) pada tahun lalu, melonjak 25,42% dari tahun 2016. Selain akibat meningkatnya pendapatan, kenaikan laba bersih juga didorong oleh semakin efisiennya beban pokok penjualan perusahaan, yang tercatat turun 1,22% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$217,57 juta (Rp3,05 triliun) di tahun lalu.
Tambang Emas Martebe yang menjadi lumbung penghasilan PT Agincourt sendiri memiliki luas wilayah 1.639 km2 berdarsarkan Kontrak Karya dengan pemerintah Indonesia, namun pada akhir tahun 2017 wilayah operasi perusahaan dibatasi hingga 452 hektar.
Konstruksi Tambang Martabe dimulai sejak 2008, dan produksi emas dan perak dimulai pada tahun 2012. Per Desember 2017, Tambang Emas Martabe telah beroperasi selama lima setengah tahun, dengan rencana produksi hingga tahun 2033.
Penambangan di Tambang Emas Martabe merupakan penambangan terbuka (open-cut) dari pit relatif dangkal yang terletak di perbukitan atau punggung bukit yang mengandung mineral. Penambangan dimulai di penyimpanan Purnama pada tahun 2011, kemudian dilanjutkan di dekat deposit Barani pada Juli 2016.
Mulai tahun 2017, perusahaan mengembangkan lokasi penambangan ketiga, yakni pit Ramba Joring, yang saat ini telah bisa dilakukan aktivitas penambangan penuh. Sementara itu, perusahaan juga terus melakukan kegiatan operasi di wilayah prospektif sesuai kontrak dengan tujuan menambah cadangan.
Per Desember 2017, cadangan sumber daya mineral Tambang Emas Martabe bertambah menjadi 8,8 juta troy ounce emas dan 72 juta troy ounce perak. Naiknya cadangan ini tidak lepas dari program eksplorasi dan pengembangan sumber daya meliputi pengeboran 120 meter oleh 15 rig yang tersedia.
Dengan data-data di atas, Tambang Emas Martabe menjadi salah satu tambang emas terbesar di Indonesia, dengan tingkat produksi no. 2 di Indonesia setelah tambang Grasberg, dan dengan cadangan emas no.4 terbesar di tanah air.
(RHG/hps) Next Article Anak Usaha UNTR Mulai Finalisasi Proses Akuisisi Tambang Emas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular