Asing Lepas Saham Bank Saat Moody's Ubah Outlook Jadi Stabil

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
08 August 2018 13:15
Para pemodal asing pada perdagangan hari ini ramai melepas kepemilikan mereka pada saham bank Buku IV.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemodal asing pada perdagangan hari ini ramai melepas kepemilikan mereka pada saham bank Buku IV. Padahal hari ini lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investors Service, mengubah prospek peringkat (outlook) bank dari positif menjadi stabil.

Pada sesi I, Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dilepas investor asing sebanyak Rp 32,02 miliar, lalu saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dilepas asing senilai Rp 28,01 miliar, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dilepas asing Rp 11,26 miliar dan PT BNI Tbk (BBNI) dijual senilai 7,35 miliar.

Meski banyak dilepas asing, harga saham bank-bank tersebut tidak berubah banyak atau malah naik. saham BBRI naik 0,3% ke harga Rp 3.360/saham, saham BBCA menguat 0,21% ke level Rp 23.850/saham, saham BBTN turun 1,5% ke level Rp 2.620/saham dan BBNI naik 0,31% ke level Rp 8.125/saham.

Hari ini, Moody's Investors Service mengeluarkan rilis dengan mengembalikan prospek peringkat (outlook) perbankan Indonesia menjadi stabil dari sebelumnya positif setelah menaikkan peringkat beberapa bank pada medio (April-Juni 2018).

Outlook stabil perbankan itu mencerminkan kualitas aset yang semakin stabil di tengah iklim makroekonomi yang berkembang dan kemampuan perbankan yang tebal untuk menahan rugi yang didukung oleh profitabilitas yang kuat.

Outlook positif dapat berarti potensi dinaikkannya peringkat utang perusahaan, misalnya dari A menjadi A+. Outlook stabil dapat berarti peringkat utang sebuah perusahaan belum berpotensi naik maupun turun. Outlook negatif dapat berarti peringkat utang perusahaan memiliki potensi turun, misalnya dari A+ menjadi A.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat dinilai akan mendukung lingkungan operasional perbankan.

Moody's menilai kebijakan makroekonomi akan mampu membantu pertumbuhan riil GDP 5,2% per tahun pada 2018-2019 dan membangun ekspansi 5,1% pada 2017.

Pertumbuhan kredit juga diprediksi akan semakin membaik dengan percepatan 10%-12% dari sebelumnya 8,2% pada 2017.

Kualitas aset akan menjadi lebih stabil akibat kondisi ekonomi yang semakin membaik. Ketahanan modal yang baik juga akan membuat permodalan perbankan berada pada level yang kuat.

Di sisi lain, pertumbuhan simpanan (deposit) akan memitigasi tekanan pendanaan. Pertumbuhan kredit yang lebih cepat akan menekan pendanaan bank, dengan rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) beberapa bank akan naik.

Meskipun demikian, pendanaan masih mengetat terbatas karena simpanan akan berekspansi pada percepaan yang relatif sama, didukung oleh pertumbuhan kerja korporasi.
(hps/wed) Next Article Moody's Kembalikan Outlook Perbankan Indonesia ke Stabil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular