
Cadangan Devisa Terkuras, IHSG Masih Bisa Naik
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 August 2018 09:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca terkoreksi pada perdagangan kemarin (7/8/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,26% ke level 6.107,31. Penguatan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,02%, indeks Kospi naik 0,24%, indeks Strait Times naik 1,55%, dan indeks Hang Seng naik 0,8%.
Penguatan Wall Street pada dini hari tadi telah membawa angin segar bagi bursa saham kawasan Asia: indeks Dow Jones naik 0,5%, indeks S&P 500 naik 0,28%, dan indeks Nasdaq naik 0,32%.
Saham Tesla yang melesat 10,99% menjadi salah satu motor utama penguatan Wall Street. Saham Tesla melonjak setelah sang CEO Elon Musk mengungkapkan rencananya untuk membuat perusahaan menjadi tertutup (private company).
"Saya sedang mempertimbangkan Tesla go private dengan (harga saham per unit) US$ 420. Pembiayaannya sudah aman," ungkapnya dalam cuitan di Twitter.
Selain itu, kondisi eksternal yang kondusif semakin menambah kepercayaan diri investor untuk kembali masuk ke bursa saham.
Walaupun AS sudah resmi memberlakukan sanksi ekonomi bagi Iran, belum ada luapan emosi dari kubu Iran. Hassan Rouhani, Presiden Iran, justru menyebut sanksi AS menjadi alat pemersatu bangsa.
"Memang akan ada tekanan karena sanksi ini. Namun kami akan melaluinya dengan persatuan," katanya, dikutip Reuters.
Selain itu, negara-negara lain tidak mengikuti langkah yang sama dengan AS dengan menjatuhkan sanksi.
"Banyak negara, termasuk dari Eropa, tidak sepakat dengan sanksi AS. Mereka tetap bersedia bekerja sama dengan Iran," ungkap seorang pejabat Iran, mengutip Reuters.
Sisi negatifnya, Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa Indonesia terkuras US$ 1,5 miliar sepanjang bulan Juli menjadi US$ 118,3 miliar. Posisi ini merupakan yang terendah sejak Januari 2017.
Sepanjang bulan lalu, cadangan devisa terkuras untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah. Pada bulan Juli, rupiah terdepresiasi 0,63% di hadapan dolar AS. Jika tidak ada intervensi BI, maka kemungkinan besar depresiasi rupiah akan jauh lebih dalam dari itu.
Rendahnya cadangan devisa Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia kini relatif lebih rentan terhadap berbagai risiko yang ada.
(roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Penguatan Wall Street pada dini hari tadi telah membawa angin segar bagi bursa saham kawasan Asia: indeks Dow Jones naik 0,5%, indeks S&P 500 naik 0,28%, dan indeks Nasdaq naik 0,32%.
Selain itu, kondisi eksternal yang kondusif semakin menambah kepercayaan diri investor untuk kembali masuk ke bursa saham.
Walaupun AS sudah resmi memberlakukan sanksi ekonomi bagi Iran, belum ada luapan emosi dari kubu Iran. Hassan Rouhani, Presiden Iran, justru menyebut sanksi AS menjadi alat pemersatu bangsa.
"Memang akan ada tekanan karena sanksi ini. Namun kami akan melaluinya dengan persatuan," katanya, dikutip Reuters.
Selain itu, negara-negara lain tidak mengikuti langkah yang sama dengan AS dengan menjatuhkan sanksi.
"Banyak negara, termasuk dari Eropa, tidak sepakat dengan sanksi AS. Mereka tetap bersedia bekerja sama dengan Iran," ungkap seorang pejabat Iran, mengutip Reuters.
Sisi negatifnya, Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa Indonesia terkuras US$ 1,5 miliar sepanjang bulan Juli menjadi US$ 118,3 miliar. Posisi ini merupakan yang terendah sejak Januari 2017.
Sepanjang bulan lalu, cadangan devisa terkuras untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah. Pada bulan Juli, rupiah terdepresiasi 0,63% di hadapan dolar AS. Jika tidak ada intervensi BI, maka kemungkinan besar depresiasi rupiah akan jauh lebih dalam dari itu.
Rendahnya cadangan devisa Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia kini relatif lebih rentan terhadap berbagai risiko yang ada.
(roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular