
Cuitan Trump Soal Iran Bikin Harga Minyak Melesat 1,4%
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
07 August 2018 19:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menguat terbatas pada pagi ini, harga minyak jenis brent kontrak pengiriman Oktober 2018 melesat 1,40% ke level US$74,78/barel, sementara harga minyak light sweet kontrak September 2018 melambung 0,94% ke US$69,66/barel pada perdagangan hari ini Selasa (07/08/2018) hingga pukul 18.37 WIB.
Hari ini, mulai pukul 11.00 WIB atau pukul 00.01 Eastern Time (ET), sebagian sanksi dari Amerika Serikat (AS) akan kembali aktif. Sanksi ini akan menyasar pembelian dolar AS oleh Iran, perdagangan logam, batu bara, perangkat lunak industri, dan sektor otomotif. Negeri Paman Sam juga berencana akan memberikan sanksi yang lebih banyak pada sektor perminyakan Iran pada bulan November 2018 mendatang.
Situasi ini lantas memicu kekhawatiran akan teputusnya pasokan minyak dari Iran, salah satu pengekspor minyak mentah utama di dunia. Dengan adanya sanksi bagi Negeri Persia, Morgan Stanley memprediksi produksi Iran akan jatuh ke 2,7 juta barel per hari di kuartal IV-2018, dengan lebih dari 1 juta barel akan hilang dari pasar. Sentimen ini lantas mengerek harga sang emas hitam.
Merespons berlakunya sanksi ini, awalnya pelaku pasar masih cenderung bermain aman. Pasalnya, banyak negara, termasuk sekutu AS di Eropa, menentang dipulihkannya sanksi bagi Iran. Sejumlah diplomat utama Eropa bahkan sudah berjanji untuk bekerja bersama untuk menjaga kesepakatan nuklir dengan Iran pada tahun 2015.
Padahal, pemerintah AS ingin sebanyak mungkin negara untuk berhenti membeli minyak dari Teheran. "Ini kebijakan kita untuk membuat sebanyak mungkin negara ke titik nol (tidak membeli minyak sama sekali dari Iran), secepat mungkin yang kita bisa. Kita akan bekerja dengan secara kasus per kasus dengan negara lain, tapi tujuan kita untuk mereduksi jumlah pendapatan Iran," kata pejabat resmi AS kemarin.
Aksi "mitigasi" dari Uni Eropa tersebut lantas bisa mengurangi dampak kerusakan bagi Iran. Akibatnya, penguatan harga minyak pagi ini pun relatif tidak begitu kencang pada pagi ini.
Namun, pergerakan harga minyak tiba-tiba melesat cepat. Penyebabnya adalah Presiden AS Donald Trump pada sore ini mengatakan bahwa sanksi baru dari pemerintahannya kepada Iran adalah "sanksi paling menggigit yang pernah dikenakan". Sebagai tambahan, mantan taipan properti itu mengancam negara-negara yang ngotot berbisnis minyak dengan Iran.
"Siapapun yang berbisnis dengan Iran TIDAK akan berbisnis dengan Amerika Serikat. Saya hanya meminta PERDAMAIAN DUNIA!" cuitnya di akun media sosial Twitter.
Kicauan Trump ini lantas menegaskan bahwa tekad AS untuk menerapkan sanksi bagi Teheran sudah bulat, bahkan saat negara-negara lain menentang. Akibatnya, investor yang tadinya masih malu-malu, kini mulai berani memasuki pasar minyak. Harga minyak pun mendapatkan kekuatan untuk meroket.
(RHG/gus) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Hari ini, mulai pukul 11.00 WIB atau pukul 00.01 Eastern Time (ET), sebagian sanksi dari Amerika Serikat (AS) akan kembali aktif. Sanksi ini akan menyasar pembelian dolar AS oleh Iran, perdagangan logam, batu bara, perangkat lunak industri, dan sektor otomotif. Negeri Paman Sam juga berencana akan memberikan sanksi yang lebih banyak pada sektor perminyakan Iran pada bulan November 2018 mendatang.
Merespons berlakunya sanksi ini, awalnya pelaku pasar masih cenderung bermain aman. Pasalnya, banyak negara, termasuk sekutu AS di Eropa, menentang dipulihkannya sanksi bagi Iran. Sejumlah diplomat utama Eropa bahkan sudah berjanji untuk bekerja bersama untuk menjaga kesepakatan nuklir dengan Iran pada tahun 2015.
Padahal, pemerintah AS ingin sebanyak mungkin negara untuk berhenti membeli minyak dari Teheran. "Ini kebijakan kita untuk membuat sebanyak mungkin negara ke titik nol (tidak membeli minyak sama sekali dari Iran), secepat mungkin yang kita bisa. Kita akan bekerja dengan secara kasus per kasus dengan negara lain, tapi tujuan kita untuk mereduksi jumlah pendapatan Iran," kata pejabat resmi AS kemarin.
Aksi "mitigasi" dari Uni Eropa tersebut lantas bisa mengurangi dampak kerusakan bagi Iran. Akibatnya, penguatan harga minyak pagi ini pun relatif tidak begitu kencang pada pagi ini.
Namun, pergerakan harga minyak tiba-tiba melesat cepat. Penyebabnya adalah Presiden AS Donald Trump pada sore ini mengatakan bahwa sanksi baru dari pemerintahannya kepada Iran adalah "sanksi paling menggigit yang pernah dikenakan". Sebagai tambahan, mantan taipan properti itu mengancam negara-negara yang ngotot berbisnis minyak dengan Iran.
"Siapapun yang berbisnis dengan Iran TIDAK akan berbisnis dengan Amerika Serikat. Saya hanya meminta PERDAMAIAN DUNIA!" cuitnya di akun media sosial Twitter.
Kicauan Trump ini lantas menegaskan bahwa tekad AS untuk menerapkan sanksi bagi Teheran sudah bulat, bahkan saat negara-negara lain menentang. Akibatnya, investor yang tadinya masih malu-malu, kini mulai berani memasuki pasar minyak. Harga minyak pun mendapatkan kekuatan untuk meroket.
(RHG/gus) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular