
Lelang Ramai, Emisi Sukuk Negara Tembus Rp 5 triliun
Irvin Avriano, CNBC Indonesia
07 August 2018 18:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terbitkan surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) senilai Rp 5,17 triliun dalam lelang rutin hari ini, di atas target Rp 4 triliun. Jumlah permintaan yang masuk mencapai Rp 10,89 triliun.
Lelang rutin SBN pada hari ini khusus untuk efek yang menggunakan prinsip syariah, atau biasa disebut sukuk negara. Lelang rutin digelar setiap pekan, berselang masing-masing pekan untuk SBN konvensional dan SBSN.
Lelang digelar untuk dua seri SBSN di bawah setahun yang bernama surat perbendaharaan negara (SPN) syariah dan empat seri sukuk berbasis proyek (PBS) yang jatuh tempo 2020, 2022, 2031, dan 2047.
Dalam lelang hari ini, persentase seri yang paling banyak dimenangkan pemerintah adalah PBS002 yang jatuh tempo pada 2022, yaitu 96% dari penawaran Rp 933 miliar yaitu Rp 900 miliar.
Artinya, nilai permintaan yang masuk termasuk ramai, dan sesuai prediksi analis. Rerata yield tertimbang yang dimenangkan pemerintah dalam lelang juga beragam. Ada tiga seri yang yield tertimbangnya di atas prediksi MNC Sekuritas dan Mandiri Sekuritas utang yang kami rangkum, yaitu PBS016, PBS002, dan PBS015.
Sumber: diolah
Lelang hari ini terjadi ketika pasar sekunder obligasi (bond) pemerintah bergerak positif. Empat seri acuan yang ditetapkan pemerintah yaitu FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun serempak mengalami penguatan harga.
Penguatan harga itu sekaligus menekan imbal hasil (yield) di pasar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield seri acuan 5 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun turun 2 basis poin (bps), sehingga yield masing-masing seri tersebut berada pada 7,68%, 8,13%, dan 8,17%.
Satu seri acuan lain yaitu acuan 10 tahun mengalami penurunan yield 1 bps menjadi 7,78%.
Sumber: Reuters
Positifnya pasar surat utang negara denominasi rupiah terkait dengan pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang utama Asia. Pelemahan dolar mencerminkan indikasi aksi ambil untung investor asing pada dolar AS tersebut.
Pelemahan dolar didukung oleh meredanya tensi perang dagang dan tekanan politik Iran-AS sehingga investor global cenderung masuk ke instrumen lebih berisiko di negara berkembang. Akibatnya, nilai tukar rupiah menguat signifikan hari ini, tepatnya 30 poin (0,21%) menjadi Rp 14.435 per dolar AS.
Namun, secara bersamaan pasar saham justru terkoreksi 9 poin (0,16%) menjadi 6.091, meskipun belum turun ke bawah level psikologis 6.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Rupiah dan IHSG Terkoreksi, Obligasi Negara Justru Perkasa
Lelang rutin SBN pada hari ini khusus untuk efek yang menggunakan prinsip syariah, atau biasa disebut sukuk negara. Lelang rutin digelar setiap pekan, berselang masing-masing pekan untuk SBN konvensional dan SBSN.
Lelang digelar untuk dua seri SBSN di bawah setahun yang bernama surat perbendaharaan negara (SPN) syariah dan empat seri sukuk berbasis proyek (PBS) yang jatuh tempo 2020, 2022, 2031, dan 2047.
Artinya, nilai permintaan yang masuk termasuk ramai, dan sesuai prediksi analis. Rerata yield tertimbang yang dimenangkan pemerintah dalam lelang juga beragam. Ada tiga seri yang yield tertimbangnya di atas prediksi MNC Sekuritas dan Mandiri Sekuritas utang yang kami rangkum, yaitu PBS016, PBS002, dan PBS015.
Seri | MNC Sekuritas | Mandiri Sekuritas | Realisasi Lelang |
SPN-S 08022019 | 5,968% - 6,062% | 6.23% (6.188%-6.281%) | 6.237% |
SPN-S 0852019 | 6,375% - 6,468% | 6.48% (6.438%-6.531%) | 6.469% |
PBS016 | 7,281% - 7,375% | 7.42% (7.375%-7.469%) | 7.520% |
PBS002 | 7,531% - 7,625% | 7.52% (7.469%-7.563%) | 7.660% |
PBS012 | 8,406% - 8,500% | 8.52% (8.469%-8.563%) | 8.540% |
PBS015 | 8,593% - 8,687% | 8.67% (8.625%-8.719%) | 8.763% |
Jumlah permintaan | Rp 8 triliun-Rp 15 triliun | Rp 10 triliun-Rp 15 triliun | Rp 45,44 triliun |
Lelang hari ini terjadi ketika pasar sekunder obligasi (bond) pemerintah bergerak positif. Empat seri acuan yang ditetapkan pemerintah yaitu FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun serempak mengalami penguatan harga.
Penguatan harga itu sekaligus menekan imbal hasil (yield) di pasar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield seri acuan 5 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun turun 2 basis poin (bps), sehingga yield masing-masing seri tersebut berada pada 7,68%, 8,13%, dan 8,17%.
Satu seri acuan lain yaitu acuan 10 tahun mengalami penurunan yield 1 bps menjadi 7,78%.
Yield Obligasi Negara Acuan 7 Aug 2018 | ||||
Seri | Benchmark | Yield 6 Aug 2018 | Yield 7 Aug 2018 | Selisih |
(%) | (%) | (Basis poin) | ||
FR0063 | 5 tahun | 7.707 | 7.685 | -2.20 |
FR0064 | 10 tahun | 7.801 | 7.786 | -1.50 |
FR0065 | 15 tahun | 8.152 | 8.131 | -2.10 |
FR0075 | 20 tahun | 8.194 | 8.174 | -2.00 |
Positifnya pasar surat utang negara denominasi rupiah terkait dengan pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang utama Asia. Pelemahan dolar mencerminkan indikasi aksi ambil untung investor asing pada dolar AS tersebut.
Pelemahan dolar didukung oleh meredanya tensi perang dagang dan tekanan politik Iran-AS sehingga investor global cenderung masuk ke instrumen lebih berisiko di negara berkembang. Akibatnya, nilai tukar rupiah menguat signifikan hari ini, tepatnya 30 poin (0,21%) menjadi Rp 14.435 per dolar AS.
Namun, secara bersamaan pasar saham justru terkoreksi 9 poin (0,16%) menjadi 6.091, meskipun belum turun ke bawah level psikologis 6.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Rupiah dan IHSG Terkoreksi, Obligasi Negara Justru Perkasa
Most Popular