Rupiah dan IHSG Terkoreksi, Obligasi Negara Justru Perkasa

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
05 July 2018 11:52
Pasar obligasi menguat pada awal perdagangan hari ini, di tengah pelemahan nilai tukar rupiah dan bursa saham.
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi menguat pada awal perdagangan hari ini, di tengah pelemahan nilai tukar rupiah dan bursa saham. 

Berdasarkan data Reuters, seluruh harga dari empat seri acuan (benchmark) menguat, dengan penguatan lebih besar terjadi pada seri menengah dan seri panjang (tenor 15 tahun dan 20 tahun). 

Penguatan harga Surat Berharga Negara (SBN) tersebut beriringan dengan turunnya imbal hasil (yield) di pasar modal. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield seri FR0065 (acuan 15 tahun) dan FR0075 (acuan 20 tahun) masing-masing turun 10 basis poin (bps) dan 9 bps. Yield FR0065 turun menjadi 8,16% dan yield FR0075 menjadi 8,14%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. 

Seri yang lebih pendek yaitu FR0063 (acuan 5 tahun) dan FR0064 (acuan 10 tahun) mengalami penurunan yield masing-masing 6 bps dan 5 bps. 

Pada awal perdagangan, pasar obligasi menguat bersamaan dengan apresiasi nilai tukar mata uang Garuda terhadap dolar AS. Namun beranjak siang, rupiah berbalik terkoreksi dan melemah 0,44% ke Rp 14.410 meninggalkan pasar obligasi menguat sendirian.   

Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun -19 poin menjadi 5.723. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Obligasi Pemerintah Terdongkrak Penguatan Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular