Khawatir Kehilangan Pengguna, Visa Gandeng Mitra Lokal

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
07 August 2018 13:52
Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan transaksi kartu dan debit miliknya di Indonesia setelah Bank Indonesia (BI) secara resmi memberlakukan sistem GPN.
Foto: REUTERS/Maxim Zmeyev/Illustration
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan switching asing, PT Visa Worldwide Indonesia tengah mejajaki kerjasama dengan dua perusahaan lokal. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan transaksi kartu dan debit miliknya di Indonesia setelah Bank Indonesia (BI) secara resmi memberlakukan sistem gerbang pembayaran nasional (GPN).

Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan upaya tersebut menjadi salah satu dukungan perusahaan dalam mengikuti regulasi pemerintah melalui GPN.

"Kami selalu dukung BI dalam program GPN, kami tetap akan terus mengikuti apapun regulasinya. Jadi kami harus melakukan kolaborasi ya peraturannya kan memang seperti itu," ujar Riko di Multivision Tower, Selasa (7/8/18).

Namun, dirinya hingga saat ini belum memastikan dan buka suara terkait nama perusahaan yang akan diajak untuk bekerja sama.

Visa masih terus melakukan kajian dan juga berbagai skema kerjasama yang nantinya dapat diterapkan untuk mempertahankan bisnisnya di Indonesia tersebut.

"Nah itu masih belum bisa kami umumkan. Kami masih terus berbicara dengan partner-partner lokal yang pokoknya masih dalam batas maksimum yaitu dua dari empat perusahaan ya," tambah Riko.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Bank Indonesia (BI) Pungky P Wibowo mengatakan bahwa pihaknya menyerahkan proses dan kerjasama tersebut bagi masing-masing perusahaan switching.

Menurutnya, hal tersebut diluar ranah Bank Indonesia (BI) selama perusahaan switching asing mampu memenuhi ketetapan pemerintah dengan membatasi kerjasama kepada dua perusahaan lokal switching.

"Itu kan model kerjasamanya business to business (B2B) kami kan sudah membatasi maksimal dua ya dari empat perusahaan lokal yang ada," ungkap Pungki dalam kesempatan yang sama.

Lebih lanjut, BI juga menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki maksud untuk menggerus usaha perusahaan switching asing di Indonesia seperti Visa maupun MasterCard.

Menurutnya, selain dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan lokal, perusahaan asing tersebut juga dapat mengimplimentasikan jaringannya melalui kartu kredit yang dimiliki nasabahnya di Indonesia.

"GPN itu kan khusus untuk kartu debit di Indonesia, sedangkan untuk kartu kredit kan masih bisa untuk perusahaan asing. Jadi kami saat ini kondisinya baik-baik saja ya dengan perusahaan tersebut baik Visa atau MasterCard dan dua perusahaan lainnya," tambah Pungky.

Sebelumnya, PT Rintis Sejahtera, pemilik jaringan ATM Prima dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama) tengah melakukan pembicaraan bersama Visa dan MasterCard. Penjajakan kerjasama tersebut sedang mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (BI).

Lebih lanjut, Executive Vice President Marketing Rintis Sejahtera Hermawan Tjandra menjelaskan, sejauh ini prinsipal asing, yakni Visa atau MasterCard belum menjalin kerjasama dengan pihak Rintis Sejahtera. Namun demikian, kedua pihak tersebut pernah berencana menjalin kerjasama dengan Visa atau MasterCard.
(hps/hps) Next Article RI Tinggalkan Visa & Mastercard, Bank & Pengusaha Setuju!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular