
Menelusuri Jejak Investor Korsel dan Jepang di Perbankan RI
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
06 August 2018 16:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam enam tahun terakhir investor asal Jepang dan Korea Selatan cukup aktif mengakuisisi bank domestik dibanding investor negara lainnya. Investor dari kedua negara Asia Timur ini memang tidak resisten dalam aturan yang ada.
Sejak 2012, regulator perbankan membuat aturan baru kepemilikan saham perbankan. Aturan ini membatasi kepemilikan satu investor asing jasa keuangan maksimal 40%. Bila ingin lebih harus memenuhi syarat tertentu. Kebijakan ini membuat banyak hasrat investor asing masuk ke perbankan surut.
Investor Korea Selatan
Geliat investor Asia Timur di Indonesia masuk ke Indonesia ketika Shinhan bank asal Korea Selatan mengumumkan rencana akuisisi dan merger dua bank. Yakni, Centratama Nasional Bank dan Bank Metro Express. Melalui aksi itu, hasil merger tersebut bertransformasi menjadi Shinhan Bank Indonesia.
Selanjutnya Apro Financial Co Ltd dari Korsel yang mengakuisisi bank Bank Andara. Apro juga berencana akuisisi Bank Dinar Indonesia dan memergernya.
Bank Bukopin juga kini dikendalikan oleh investor Korea Selatan. Kookmin Bank yang merupakan bank terbesar keenam di Indonesia menjadi pemegang saham pengendali di Bukopin. Kookmin masuk melalui rights issue Bukopin.
Lalu ada juga Industrial Bank of Korea (IBK) yang mengakuisisi PT Bank Agris Tbk. IBK menguasai 87,34% saham Bank Agris. IBK mengakuisisi saham investor Thailand yang juga pemilik charoen pokphand.
Investor Jepang
Dari negeri matahari terbit ada J Trust Co. Ltd yang mengakuisisi Bank Mutiara. J Trust mendapat keistimewaan karena bisa menguasai 99% saham bank yang sebelumnya bernama Bank Century yang diselamatkan LPS. Saat ini bank tersebut sudah bersalin nama menjadi Bank J Trust Indonesia.
Selanjutnya ada The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (MUFG) yang barus saja mengumumkan kepemilikannya di Bank Danamon sebesar 40%. MUFG punya kewajiban untuk menggabungkan (merger) Bank Danamon dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP). OJK memberikan waktu untuk aksi korporasi ini selama satu tahun.
Lalu, Sumitomo Mitsui Financial Group Inc masuk (SMFG) yang akan memiliki saham BTPN lebih dari 40% setelah tender offer selesai. Aksi korporasi ini dilakukan karena BTPN akan merger dengan Bank Sumitomo Indonesia.
Investor China
Investor lainnya berasal dari China. China Construction Bank (CCB) masuk ke Indonesia telah mengakuisisi Bank Antar Daerah (Bank Anda) dan Bank Windu Kencana. Bank ini kemudian dilebur dan berganti nama menjadi PT Bank China Development Bank Indonesia Tbk.
(dru) Next Article Marak Akuisisi dan Merger, Jumlah Bank Kecil Menyusut
Sejak 2012, regulator perbankan membuat aturan baru kepemilikan saham perbankan. Aturan ini membatasi kepemilikan satu investor asing jasa keuangan maksimal 40%. Bila ingin lebih harus memenuhi syarat tertentu. Kebijakan ini membuat banyak hasrat investor asing masuk ke perbankan surut.
Investor Korea Selatan
Selanjutnya Apro Financial Co Ltd dari Korsel yang mengakuisisi bank Bank Andara. Apro juga berencana akuisisi Bank Dinar Indonesia dan memergernya.
Bank Bukopin juga kini dikendalikan oleh investor Korea Selatan. Kookmin Bank yang merupakan bank terbesar keenam di Indonesia menjadi pemegang saham pengendali di Bukopin. Kookmin masuk melalui rights issue Bukopin.
Lalu ada juga Industrial Bank of Korea (IBK) yang mengakuisisi PT Bank Agris Tbk. IBK menguasai 87,34% saham Bank Agris. IBK mengakuisisi saham investor Thailand yang juga pemilik charoen pokphand.
Investor Jepang
Dari negeri matahari terbit ada J Trust Co. Ltd yang mengakuisisi Bank Mutiara. J Trust mendapat keistimewaan karena bisa menguasai 99% saham bank yang sebelumnya bernama Bank Century yang diselamatkan LPS. Saat ini bank tersebut sudah bersalin nama menjadi Bank J Trust Indonesia.
Selanjutnya ada The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (MUFG) yang barus saja mengumumkan kepemilikannya di Bank Danamon sebesar 40%. MUFG punya kewajiban untuk menggabungkan (merger) Bank Danamon dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP). OJK memberikan waktu untuk aksi korporasi ini selama satu tahun.
Lalu, Sumitomo Mitsui Financial Group Inc masuk (SMFG) yang akan memiliki saham BTPN lebih dari 40% setelah tender offer selesai. Aksi korporasi ini dilakukan karena BTPN akan merger dengan Bank Sumitomo Indonesia.
Investor China
Investor lainnya berasal dari China. China Construction Bank (CCB) masuk ke Indonesia telah mengakuisisi Bank Antar Daerah (Bank Anda) dan Bank Windu Kencana. Bank ini kemudian dilebur dan berganti nama menjadi PT Bank China Development Bank Indonesia Tbk.
(dru) Next Article Marak Akuisisi dan Merger, Jumlah Bank Kecil Menyusut
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular