
Untung Ada Kebijakan B20, IHSG Menguat 0,31% Selama Sepekan
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
04 August 2018 13:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama sepekan ini, bursa saham tanah air banyak dipengaruhi sentimen negatif dari kondisi global terutama perang dagang. Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap mencatatkan kenaikan selama sepekan ini, meski tipis.
Salah satu bahan bakar penguatan IHSG datang dari rencana pemerintah yang ingin mengoptimalkan program B20 atau mencampurkan biodisel sebesar 20% ke bahan bakar. Kebijakan ini dianggap bisa mengurangi impor dan mengurangi tekanan terhadap rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS.
Kebijakan ini disambut meriah oleh emiten sektor perkebunan karena akan adanya tambahan permintaan. Saham-saham sektor perkebunan laris manis di borong investor.
Selama sepekan ini, IHSG mampu menguat 0,31% dan berada di atas level psikologis 6.000 atau tepatnya di 6.007,54 poin. Aksi beli investor asing pun mendominasi selama periode tersebut mencapai Rp 1,11 triliun.
Namun IHSG rupanya tidak melaju sendirian, indeks-indeks di kawasan ASEAN lain cenderung berada di zona hijau. Hanya bursa saham Singapura, Strait Times Indeks (SSTI) yang terkoreksi.
Aturan DMO
Pada awal pekan, IHSG sempat mendapat angin surga berupa rencana pemerintah untuk mencabut aturan Domestik Market Obligation (DMO) bagi komoditas batu bara. Aturan DMO mewajibkan produsen batu bara dalam negeri memenuhi kuota nasional sebesar 25%. Pencabutan ini ditengarai lebih memperbesar alokasi untuk ekspor sehingga mendatang aliran devisa bagi Indonesia.
Rencana ini disambut baik oleh investor. Saham-saham sektor pertambangan pun laris manis di pasaran. Pada Senin (30/7/2018), sektor pertambangan melesat hingga lebih dari 1%, sehingga mendorong IHSG pun berkibar dan kembali menapaki posisi di atas 6.000.
Namun rupanya rencana tersebut batal diterapkan. Presiden Joko Widodo pada Selasa (31/07/2018) memutuskan untuk tidak jadi mencabut aturan tersebut. Akibatnya investor pun yang sempat girang terhadap rencana tersebut, terlanjur kecewa. Akibatnya investor menjual kepemilikannya, dan IHSG kembali turun di bawah 6.000
Berita baiknya, pemerintah menyediakan aturan kebijakan lain untuk tetap menarik minat investor. Kebijakan tersebut yaitu B20, dimana program tersebut mendorong penggunaan biodesel dengan bauran minyak sawit hingga 20%.
Di tengah lesunya permintaan global, aturan ini akan mendorong industri sawit nasional kembali bergairah. Pasalnya, produksi yang mereka hasilkan akan terserap lebih maksimal akibat adanya aturan tersebut.
Alhasil, investor pun memiliki semangat memburu saham-saham di bursa saham Indonesia. Namun kali ini sektor perkebunan yang menerima "durian runtuh" tersebut. Sektor perkebunan bahkan melesat hingga lebih dari 3%, sehingga IHSG kembali melesat di atas 6.000.
Salah satu bahan bakar penguatan IHSG datang dari rencana pemerintah yang ingin mengoptimalkan program B20 atau mencampurkan biodisel sebesar 20% ke bahan bakar. Kebijakan ini dianggap bisa mengurangi impor dan mengurangi tekanan terhadap rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS.
Namun IHSG rupanya tidak melaju sendirian, indeks-indeks di kawasan ASEAN lain cenderung berada di zona hijau. Hanya bursa saham Singapura, Strait Times Indeks (SSTI) yang terkoreksi.
![]() |
Aturan DMO
Pada awal pekan, IHSG sempat mendapat angin surga berupa rencana pemerintah untuk mencabut aturan Domestik Market Obligation (DMO) bagi komoditas batu bara. Aturan DMO mewajibkan produsen batu bara dalam negeri memenuhi kuota nasional sebesar 25%. Pencabutan ini ditengarai lebih memperbesar alokasi untuk ekspor sehingga mendatang aliran devisa bagi Indonesia.
Rencana ini disambut baik oleh investor. Saham-saham sektor pertambangan pun laris manis di pasaran. Pada Senin (30/7/2018), sektor pertambangan melesat hingga lebih dari 1%, sehingga mendorong IHSG pun berkibar dan kembali menapaki posisi di atas 6.000.
Namun rupanya rencana tersebut batal diterapkan. Presiden Joko Widodo pada Selasa (31/07/2018) memutuskan untuk tidak jadi mencabut aturan tersebut. Akibatnya investor pun yang sempat girang terhadap rencana tersebut, terlanjur kecewa. Akibatnya investor menjual kepemilikannya, dan IHSG kembali turun di bawah 6.000
![]() |
Berita baiknya, pemerintah menyediakan aturan kebijakan lain untuk tetap menarik minat investor. Kebijakan tersebut yaitu B20, dimana program tersebut mendorong penggunaan biodesel dengan bauran minyak sawit hingga 20%.
Di tengah lesunya permintaan global, aturan ini akan mendorong industri sawit nasional kembali bergairah. Pasalnya, produksi yang mereka hasilkan akan terserap lebih maksimal akibat adanya aturan tersebut.
Alhasil, investor pun memiliki semangat memburu saham-saham di bursa saham Indonesia. Namun kali ini sektor perkebunan yang menerima "durian runtuh" tersebut. Sektor perkebunan bahkan melesat hingga lebih dari 3%, sehingga IHSG kembali melesat di atas 6.000.
Next Page
Perang Dagang Bikin IHSG Deg-Degan
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular