
Ulasan Teknikal
Turun di Bawah 6.000, Koreksi IHSG Bisa Berlanjut di Sesi II
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
31 July 2018 13:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi satu dengan pelemahan 90 poin (-1,5%) ke 5.937 dan nilai transaksi Rp 4,79 triliun, atau lebih besar dari sesi kemarin yakni Rp 3,8 triliun. Koreksi ini berpeluang berlanjut di sesi I meski dalam skala lebih kecil.
Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 214,57 miliar di pasar regular, tetapi terhitung membukukan pembelian bersih (net buy) di semua pasar. Hal tersebut terjadi karena ada transaksi di pasar negosiasi dan tunai sebesar Rp 567 miliar.
Rilis laporan keuangan yang disampaikan beberapa emiten besar yang di bawah ekspektasi dan penurunan harga batu bara dunia akibat membaiknya produksi batu bara China membuat IHSG pada sepanjang sesi satu bergerak di zona merah di rentang 5.927 hingga 6.012.
Dibuka dengan pelemahan (gap down) sebanyak 15 poin (0,25%) pada 6.012 dibandingkan penutupan kemarin di level 6.027. Pada sesi satu ini, IHSG mencapai level terendahnya pada pukul 11:27 WIB di level 5.927 (-1,67%) dan cenderung menguat meski masih di zona merah.
Sektor infrastruktur memimpin pelemahan IHSG dengan poin koreksi sebesar 25 poin, dipicu jatuhnya saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau TLKM (-7.41%). Sektor konsumer juga turun dengan sumbangan pelemahan 22 poin seiring dengan koreksi PT Unilever Indonesia Tbk atau UNVR (2,77%).
Bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan proyeksi sebagai berikut:
Pada sesi satu, pembeli (buyer) lebih unggul hingga IHSG menguat dan membentuk pola grafik lilin hitam panjang (long black candle) yang merupakan sinyal penurunan lanjutan. Pada sesi dua hari ini, kami perkirakan IHSG masih berada di zona merah dan ditutup dengan pelemahan.
Mengacu pada beberapa indikator teknikal seperti rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), IHSG pada berada posisi persilangan mati (death cross) atau memiliki kecenderungan melemah.
Meski demikian, indikator stochastic slow menunjukan IHSG berada pada area posisi jenuh jualnya (oversold) sehingga sewaktu-waktu bisa mengundang aksi beli investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article IHSG Ikut Merespons Negatif Kebijakan Trump Pecat Menlu
Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 214,57 miliar di pasar regular, tetapi terhitung membukukan pembelian bersih (net buy) di semua pasar. Hal tersebut terjadi karena ada transaksi di pasar negosiasi dan tunai sebesar Rp 567 miliar.
Rilis laporan keuangan yang disampaikan beberapa emiten besar yang di bawah ekspektasi dan penurunan harga batu bara dunia akibat membaiknya produksi batu bara China membuat IHSG pada sepanjang sesi satu bergerak di zona merah di rentang 5.927 hingga 6.012.
Sektor infrastruktur memimpin pelemahan IHSG dengan poin koreksi sebesar 25 poin, dipicu jatuhnya saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau TLKM (-7.41%). Sektor konsumer juga turun dengan sumbangan pelemahan 22 poin seiring dengan koreksi PT Unilever Indonesia Tbk atau UNVR (2,77%).
Bagaimana dengan pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan proyeksi sebagai berikut:
![]() |
Mengacu pada beberapa indikator teknikal seperti rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), IHSG pada berada posisi persilangan mati (death cross) atau memiliki kecenderungan melemah.
Meski demikian, indikator stochastic slow menunjukan IHSG berada pada area posisi jenuh jualnya (oversold) sehingga sewaktu-waktu bisa mengundang aksi beli investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article IHSG Ikut Merespons Negatif Kebijakan Trump Pecat Menlu
Most Popular