Saham Properti Berguguran, Kinerja Semester I Mengecewakan
31 July 2018 10:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham properti berguguran pada perdagangan hari ini karena investor kecewa dengan kinerja keuangan kuartal II-2018 yang dirilis.
Harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) pada perdagangan pagi ini terkoreksi 1,75% ke level Rp 1.400/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 5,15 miliar dari volume transaksi 3,67 juta saham.
Kinerja laba bersih BSDE pada kuartal II-2018 anjlok dalam hingga 80% karena buruknya penjualan properti perseroan.
Dalam laporan keuangan perseroan yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia, perseroan pada kuartal II tercatat membukukan laba bersih Rp 409,22 miliar. Perolehan tersebut turun 79,64% dibandingkan Juni 2017 yang sebesar Rp 2,01 triliun.
Penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan yang tercatat Rp 3,12 triliun atau turun 27,61% dari Rp 4,3 triliun pada Juni 2017. Hal ini erat kaitannya dengan penjualan properti yang dilakukan oleh BSDE.
Selain itu, saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) juga tercatat terkoreksi 1,81% ke level Rp 163. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 899,45 juta dari volume transaksi sebanyak 5,56 juta saham.
APLN mengalami penurunan laba bersih yang signifikan pada periode enam bulan pertama tahun ini sampai 91,12%. Perolehan laba perseroan pada periode tersebut hanya Rp 61,80 miliar jika dibandingkan dengan laba bersih di periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 696,03 miliar.
Hingga akhir Juni 2018 perusahaan mengantongi pendapatan sebesar Rp 2,49 triliun, turun 38,20% dibanding dengan akhir Juni 2017 lalu yang sebesar Rp 3,93 triliun.
Penurunan laba ini juga terjadi karena perusahaan mengalami peningkatan beban bunga dan keuangan sebesar Rp 409,46 miliar dari sebelumnya hanya sebesar Rp 314,78 miliar.
Demikian pula dengan saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang tercatat terkoreksi 2,78% ke level harga Rp 525/saham. Volume transaksi tercatat mencapai 18,63 juta saham senilai Rp 10,20 miliar.
PWON membukukan laba bersih pada semester I-2018 sebesar Rp 1,12 triliun. Nilai tersebut tumbuh 25,40% dibandingkan dengan laba bersih pada semester I tahun lalu sebesar Rp 900,50 miliar.
Kenaikan laba bersih tersebut didorong dengan kenaikan 14,45% pendapatan bersih perseroan dari sebelumnya Rp 2,95 triliun pada semester-I tahun lalu menjadi Rp 3,37 triliun. Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan memberikan kontribusi tertinggi dengan kenaikan 17,76% menjadi Rp 1,12 triliun.
Sedangkan persentase pertumbuhan tertinggi berasal dari penjualan tanah dan bangunan menjadi Rp 593,10 miliar atau tumbuh 109,2% secara year on year (yoy). Namun, penjualan kondominium dan kantor perseroan pada semester-I tahun ini turun 11,8% menjadi Rp 1,12 triliun.
(hps/wed)
Harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) pada perdagangan pagi ini terkoreksi 1,75% ke level Rp 1.400/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 5,15 miliar dari volume transaksi 3,67 juta saham.
Kinerja laba bersih BSDE pada kuartal II-2018 anjlok dalam hingga 80% karena buruknya penjualan properti perseroan.
Dalam laporan keuangan perseroan yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia, perseroan pada kuartal II tercatat membukukan laba bersih Rp 409,22 miliar. Perolehan tersebut turun 79,64% dibandingkan Juni 2017 yang sebesar Rp 2,01 triliun.
Penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan yang tercatat Rp 3,12 triliun atau turun 27,61% dari Rp 4,3 triliun pada Juni 2017. Hal ini erat kaitannya dengan penjualan properti yang dilakukan oleh BSDE.
Selain itu, saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) juga tercatat terkoreksi 1,81% ke level Rp 163. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 899,45 juta dari volume transaksi sebanyak 5,56 juta saham.
APLN mengalami penurunan laba bersih yang signifikan pada periode enam bulan pertama tahun ini sampai 91,12%. Perolehan laba perseroan pada periode tersebut hanya Rp 61,80 miliar jika dibandingkan dengan laba bersih di periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 696,03 miliar.
Hingga akhir Juni 2018 perusahaan mengantongi pendapatan sebesar Rp 2,49 triliun, turun 38,20% dibanding dengan akhir Juni 2017 lalu yang sebesar Rp 3,93 triliun.
Penurunan laba ini juga terjadi karena perusahaan mengalami peningkatan beban bunga dan keuangan sebesar Rp 409,46 miliar dari sebelumnya hanya sebesar Rp 314,78 miliar.
Demikian pula dengan saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang tercatat terkoreksi 2,78% ke level harga Rp 525/saham. Volume transaksi tercatat mencapai 18,63 juta saham senilai Rp 10,20 miliar.
PWON membukukan laba bersih pada semester I-2018 sebesar Rp 1,12 triliun. Nilai tersebut tumbuh 25,40% dibandingkan dengan laba bersih pada semester I tahun lalu sebesar Rp 900,50 miliar.
Kenaikan laba bersih tersebut didorong dengan kenaikan 14,45% pendapatan bersih perseroan dari sebelumnya Rp 2,95 triliun pada semester-I tahun lalu menjadi Rp 3,37 triliun. Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan memberikan kontribusi tertinggi dengan kenaikan 17,76% menjadi Rp 1,12 triliun.
Sedangkan persentase pertumbuhan tertinggi berasal dari penjualan tanah dan bangunan menjadi Rp 593,10 miliar atau tumbuh 109,2% secara year on year (yoy). Namun, penjualan kondominium dan kantor perseroan pada semester-I tahun ini turun 11,8% menjadi Rp 1,12 triliun.
Artikel Selanjutnya
IHSG Melesat, Saham Properti pun Diborong Lagi
(hps/wed)