
Pertumbuhan Ekonomi AS Kencang, Emas Jadi Korban
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
30 July 2018 13:13

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas global kembali melanjutkan tren penurunan pada siang ini. Kondisi ini didorong oleh laju kencang pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang di kuartal II-2018.
Pada Senin (30/7/2018) pukul 12:48 WIB, Harga emas 100 gram COMEX kontrak berjangka turun 0,21% ke US$1.220,40/troy ounce. Posisi ini merupakan harga terendah sejak Juli 2017
Perkembangan ekonomi Negeri Paman Sam di kuartal II-2018 menjadi kabar buruk bagi emas. Kementerian Perdagangan AS mencatat ekonomi AS tumbuh mengesankan di 4,1% year-on-year (YoY) pada pembacaan pertama.
Pencapaian ini mnjadi yang tercepat sejak kuartal II-2014 yang sebesar 4,6% YoY, dan menjadi pertumbuhan ekonomi kuartalan tertinggi ketiga sejak krisis krisis keuangan global. Hal ini lantas menjadi persepsi laju ekonomi AS akan semakin cepat, sehingga mendorong The Federal Reserve/The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan lebih agresif.
Oleh karena itu, proyeksi kenaikan suku bunga acuan hingga empat kali semakin terbuka sehingga mendorong investor untuk memburu dolar AS. Mengutip Reuters, investor menaikkan posisi kepemilikan dolar AS jangka panjang menjadi US$ 21,85 miliar pada akhir pekan lalu dari pekan sebelumnya yang sebesar US$ 19,74 miliar. Angka itu menjadi posisi tertinggi sejak Januari 2017.
Secara Year-to-Date, pergerakan dollar index (dxy) pun telah menguat hingga 3,04%. Dolar AS yang diatas angin berimbas kepada pergerakan harga emas. Akibatnya, harga emas pun turun dan berada di posisi terendah sejak Juli 2017.
(gus) Next Article Tensi Perang Dagang Mereda, Harga Emas Perlahan Turun
Pada Senin (30/7/2018) pukul 12:48 WIB, Harga emas 100 gram COMEX kontrak berjangka turun 0,21% ke US$1.220,40/troy ounce. Posisi ini merupakan harga terendah sejak Juli 2017
![]() |
Pencapaian ini mnjadi yang tercepat sejak kuartal II-2014 yang sebesar 4,6% YoY, dan menjadi pertumbuhan ekonomi kuartalan tertinggi ketiga sejak krisis krisis keuangan global. Hal ini lantas menjadi persepsi laju ekonomi AS akan semakin cepat, sehingga mendorong The Federal Reserve/The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan lebih agresif.
Oleh karena itu, proyeksi kenaikan suku bunga acuan hingga empat kali semakin terbuka sehingga mendorong investor untuk memburu dolar AS. Mengutip Reuters, investor menaikkan posisi kepemilikan dolar AS jangka panjang menjadi US$ 21,85 miliar pada akhir pekan lalu dari pekan sebelumnya yang sebesar US$ 19,74 miliar. Angka itu menjadi posisi tertinggi sejak Januari 2017.
Secara Year-to-Date, pergerakan dollar index (dxy) pun telah menguat hingga 3,04%. Dolar AS yang diatas angin berimbas kepada pergerakan harga emas. Akibatnya, harga emas pun turun dan berada di posisi terendah sejak Juli 2017.
(gus) Next Article Tensi Perang Dagang Mereda, Harga Emas Perlahan Turun
Most Popular