
Tensi Perang Dagang Mereda, Harga Emas Perlahan Turun
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
06 July 2018 15:05

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas global bergerak turun pada siang hari ini. Penurunan ini didorong hasil rapat minutes meeting The Federal Reserve, serta meredanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni-Eropa.
Pada Jumat (6/7/2018) pukul 14:15 WIB, Harga emas 100 gram COMEX kontrak berjangka turun 0,08% ke US$1.256,27/troy ounce.
Pengumuman risalah rapat (minutes of meeting) Federal Open Market Committe (FOMC) edisi Juni 2018, mengkonfirmasi keyakinan bahwa The Federal Reserve akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.
"Nantinya, akan tepat jika mengubah pernyataan yang merujuk kepada kebijakan akomodatif. Kenaikan suku bunga secara gradual akan membawa kebijakan moneter berada di tingkat di atas netral pada tahun depan," sebut risalah itu.
Risalah tersebut pun seakan mengkonfirmasi bahwa akan ada lagi kenaikan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya. Hal ini tentu bukan berita baik untuk emas. Pasalnya investor akan cenderung mengalihkan investasi ke obligasi. Pergerakan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun pun bergerak turun.
Per hari ini, yield berada di posisi 2,83% atau turun 0,01% dibandingkan hari sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan aksi beli obligasi marak dilakukan, sehingga harga bergerak naik dan yield turun.
Di sisi lain, meredanya ketegangan antara AS dan Uni-Eropa juga berpengaruh terhadap turunnya harga emas. Uni Eropa berupaya untuk mencegah perang dagang dalam skala yang besar dengan AS.
Para pejabat Eropa kini sedang mempertimbangkan untuk mengadakan pembicaraan tentang kesepakatan pemotongan tarif bea masuk antar eksportir mobil terbesar dunia, termasuk dengan pabrikan mobil asal AS.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, pihaknya akan menurunkan tarif bea masuk untuk mobil impor dari AS. Namun itu memang baru posisi Jerman, belum Uni Eropa secara keseluruhan.
"Untuk negosiasi atas nama Uni Eropa membutuhkan posisi bersama. Kami masih membahasnya," ujar Merkel, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mengancam akan menerapkan bea masuk sebesar 20% bagi mobil-mobil asal Uni Eropa jika bea masuk atas mobil asal AS tak dihapuskan.
Sebagai catatan, Uni Eropa saat ini mengenakan bea masuk sebesar 10% atas impor mobil penumpang, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tarif 2,5% yang dikenakan oleh AS.
Dengan adanya inisiasi dari Uni-Eropa, sedikit meredakan kekhawatiran global terhadap perang dagang yang semakin meluas. Kondisi tersebut juga mendorong investor cenderung meninggalkan emas sehingga harganya bergerak turun.
(gus) Next Article Pelemahan Dolar AS Dorong Kenaikan Harga Emas Global
Pada Jumat (6/7/2018) pukul 14:15 WIB, Harga emas 100 gram COMEX kontrak berjangka turun 0,08% ke US$1.256,27/troy ounce.
![]() |
Pengumuman risalah rapat (minutes of meeting) Federal Open Market Committe (FOMC) edisi Juni 2018, mengkonfirmasi keyakinan bahwa The Federal Reserve akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.
"Nantinya, akan tepat jika mengubah pernyataan yang merujuk kepada kebijakan akomodatif. Kenaikan suku bunga secara gradual akan membawa kebijakan moneter berada di tingkat di atas netral pada tahun depan," sebut risalah itu.
Risalah tersebut pun seakan mengkonfirmasi bahwa akan ada lagi kenaikan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya. Hal ini tentu bukan berita baik untuk emas. Pasalnya investor akan cenderung mengalihkan investasi ke obligasi. Pergerakan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun pun bergerak turun.
Per hari ini, yield berada di posisi 2,83% atau turun 0,01% dibandingkan hari sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan aksi beli obligasi marak dilakukan, sehingga harga bergerak naik dan yield turun.
Di sisi lain, meredanya ketegangan antara AS dan Uni-Eropa juga berpengaruh terhadap turunnya harga emas. Uni Eropa berupaya untuk mencegah perang dagang dalam skala yang besar dengan AS.
Para pejabat Eropa kini sedang mempertimbangkan untuk mengadakan pembicaraan tentang kesepakatan pemotongan tarif bea masuk antar eksportir mobil terbesar dunia, termasuk dengan pabrikan mobil asal AS.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, pihaknya akan menurunkan tarif bea masuk untuk mobil impor dari AS. Namun itu memang baru posisi Jerman, belum Uni Eropa secara keseluruhan.
"Untuk negosiasi atas nama Uni Eropa membutuhkan posisi bersama. Kami masih membahasnya," ujar Merkel, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mengancam akan menerapkan bea masuk sebesar 20% bagi mobil-mobil asal Uni Eropa jika bea masuk atas mobil asal AS tak dihapuskan.
Sebagai catatan, Uni Eropa saat ini mengenakan bea masuk sebesar 10% atas impor mobil penumpang, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tarif 2,5% yang dikenakan oleh AS.
Dengan adanya inisiasi dari Uni-Eropa, sedikit meredakan kekhawatiran global terhadap perang dagang yang semakin meluas. Kondisi tersebut juga mendorong investor cenderung meninggalkan emas sehingga harganya bergerak turun.
(gus) Next Article Pelemahan Dolar AS Dorong Kenaikan Harga Emas Global
Most Popular